Page 259 - Toponim sulawesi.indd
P. 259
Jaringan Maritim Indonesia: Sejarah Toponim Kota Pantai di Sulawesi 245
Faktor migrasi juga dalam berbagai wujudnya selalu membawa
dampak. Dampak itu pada tataran demografi bisa saja berkurang bagi daerah
yang ditinggalkan dan bertambah bagi daerah yang didatangi. Dampak
lainnya berupa perluasan pemukiman dan pembukaan pemukiman baru.
16
Artinya, migrasi keluar dan masuk ikut mempengaruhi perkembangan kota.
Wilayah pantai Timur Sulawesi sering dikunjungi oleh para
17
pedagang dan menjadi sasaran pendatang dari Bugis-Makassar. Orang-
orang Minahasa dan Menado, Ambon, Madura, dan Jawa didatangkan oleh
pemerintah Belanda ke Kendari dan Buton untuk bekerja sebagai pegawai
rendahan dan sebagai tentara sejak tahun 1906. Selain itu, terdapat
18
catatan tentang para bangsawan asal Sulawesi Selatan mencari daerah
baru untuk berkuasa. Ini dapat ditemukan di beberapa wilayah Indonesia
seperti di kawasan Sulawesi Timur dan Sulawesi Tengah. Hal yang sama
19
pernah terjadi dalam sejarah bangsawan kesultanan Buton yang pernah
menjadi pemimpin di kepulaun Tanimbar, Key, Luchipaara, Schielpad, pulau
Tujuh, dan sekitarnya. Buton merasa memiliki pulau itu karena pada abad
XIX belum berpenghuni dan bangsawan dari Buton yang menemukan dan
menghuni pulau itu untuk pertama kalinya. Bangsawan Buton datang ke
pulau itu dalam rangka mencari teripang, lola, kerang, dan penyu. 20
16 Pemukiman kelompok etnis ini ditemukan di beberapa tempat di Indonesia seperti di
Semenanjung Melayu, Kalimantan Timur, Maluku, dan di wilayah Sulawesi. Pola migrasi
seperti ini biasanya dilakukan oleh suku Bugis-Makassar. Mohtar Naim, Merantau: Pola
Migrasi Suku Minangkabau (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1984), hal. 44;
Anthony Reid, (Ed.) Indonesian Heritage, Early Modern History (Singapura: Archipelago
Press, 1999), hal. 90 – 91.
17 Wilayah pantai timur Sulawesi termasuk di dalamnya adalah Buton, Kendari, Muna, Bungku-
Mori, dan Kolonodale.
18 Husein A. Chalik, B. Bhurhanuddin, Anhar Gonggong, 1985, op.cit; Hal yang sama juga
terjadi pada suku Madura di Jawa Timur. F.A. Suetjipto, 1983, op. cit., hal. 303-311
19 Husein A. Chalik, B. Bhurhanuddin, dan A. Gonggong, 1985 Ibid. hal. 38-41
20 Surat Kesultanan Buton nomor 4369 tanggal 20 Desember 1895. Koleksi Arsip Nasional,
Jakarta.