Page 266 - Toponim sulawesi.indd
P. 266

252     Jaringan Maritim Indonesia: Sejarah Toponim Kota Pantai di Sulawesi


                     Beberapa orang Jepang sudah ada di Buton sebelum 1920an sebagai

               peternak  mutiara. Beberapa orang Jepang yang  lain seperti  F.  Fujita
               memperoleh hak atas penguasaan tanah dan guna usaha dari pemerintah

               Hindia Belanda. K. Oda yang juga orang Jepang bekerja sebagai pedagang
               hasil laut dan hasil bumi.  Beberapa orang Jepang yang lain menikah dengan
               penduduk setempat  dan memiliki beberapa orang anak.  Ada juga orang
                                                                     23
               Jepang yang menurut masyarakat setempat tidak jelas pekerjaannya, yang
               ternyata mereka sebagai mata-mata sebelum tentara Jepang melakukan

               serangan ke Buton dan sekitarnya.
                                               24
                     Situasi kota Bau-Bau pada masa pendudukan Jepang tidak banyak
               mengalami perubahan berarti  kecuali beberapa  nama  daerah yang

               disesuaikan  dengan bahasa  Jepang. Secara  administratif  Bau-Bau  pada
               masa itu sudah berstatus sebagai daerah swapraja atau zelfberstuur
               sebagai warisan pemerintah Hindia Belanda. Akan tetapi pada masa Jepang,

               perubahan nama dilakukan seperti berikut ini

                     Nama Afdeling Buton dan Laiwui yang berkedudukan di Buton diganti
               dengan ken kanrikan  yang tetap berpusat di Bau-Bau. Daerah Onderafdeling

               diubah menjadi bun-ken yang diperintah oleh Bunken Karikan. Distrik dan
               Onderdistrik dinamakan dengan gun yang diperintah oleh gun co Kampung

               dinamakan dengan son dan dikepalai oleh son-co.

                     Orang-orang Jepang di Buton sikapnya memusuhi orang-orang Cina.
               Informan mengatakan bahwa orang-orang Cina pelit, tidak mau membantu

               sesama ras kuning.   Informasi lain  mengenai orang Jepang di  Buton
                                  25
               tidak banyak kecuali kerja paksa yang mereka terapkan pada penduduk.
               Romusha diberlakukan untuk pekerja di tambang aspal dan membangun



               23  Bhurhanuddin, Sejarah Kebangkitan Nasional Sulawesi Tenggara (Jakarta: Depdikbud, 1979)
                   hal. 110 – 111.
               24  Wawancara dengan H. Abdullah tanggal 22 Juni 2005.
               25   Wawancara tanggal 19 Oktober 2004 dengan Bapak Maimun, 61 tahun di Bau-Bau.
   261   262   263   264   265   266   267   268   269   270   271