Page 268 - Toponim sulawesi.indd
P. 268

254     Jaringan Maritim Indonesia: Sejarah Toponim Kota Pantai di Sulawesi


               tempat lain di Indonesia dan beberapa negara yang lain di Asia Tenggara

               dan Asia Timur. Keterangan ini masih harus dipertanyakan kepada wanita
               di  tempat lain  yang memiliki  nasib  sama sehingga kebenaran terhadap

               keterangan itu dapat ditempatkan pada proporsi sebenarnya.

                     Berita kekalahan Jepang di berbagai medan pertempuran termasuk
               hancurnya kota Hirosima dan Nagasaki telah membawa perubahan berarti

               pada  sikap  penguasa militer  Jepang di  berbagai daerah di  Indonesia.
               Sikap itu makin melunak ketika pada tanggal 17 Agustus 1945 di Jakarta
               diproklamasikan kemerdekaan Indonesia oleh Sukarno dan Hatta. Penguasa

               Jepang  di  Bau-Bau mulai  membolehkan kegiatan  politik  dan mendirikan
               barisan  keamanan  untuk  melawan  tentara Belanda  bersama NICA yang

               ingin kembali menguasai Indonesia. Bendera merah putih boleh dikibarkan
               dan lagu Indonesia raya juga boleh dinyanyikan asal bersebelahan dengan
               bendera Jepang. Lebih  jauh  dari  itu, penguasa  militer  Jepang mulai

               memberikan senjata kepada para pemimpin lokal Bau-Bau untuk keperluan
               pertahanan dari serangan musuh.



               5.1.6 Kelangsungan dan Perubahan: IInfrastruktur dan Ekonomi

               Kota Bau-Bau sampai 1960

                     Ketika perspektif poskolonial yang berusaha menghilangkan simbol

               penjajah sejak kemerdekaan atau lebih tepatnya sejak masa  pergerakan
               nasional  dan  berlangsung  hingga  masa orde lama  sampai  orde baru

               dihembuskan,  ternyata  yang terjadi  di  Buton  dapat  dikatakan  hanya
               setengah  hati.  Warisan bangunan  yang  memiliki arsitektur  kolonial
               seperti yang terjadi  pada  sebagian  besar kota besar di  Indonesia  masih

               dipertahankan  seperti  halnya  di  kota Bau-Bau.  Kemampuan keuangan
               daerah dan  pemerintah untuk  menyediakan bangunan  baru  menjadi

               salah  satu  alasan  mengapa fasilitas  perkantoran, pergudangan,  rumah
               sakit, perumahan, kantor militer sampai kantor lurah masih menggunakan
   263   264   265   266   267   268   269   270   271   272   273