Page 297 - Toponim sulawesi.indd
P. 297

Jaringan Maritim Indonesia: Sejarah Toponim Kota Pantai di Sulawesi  283

                 pada tempat yang diperkirakan mudah dilihat oleh Konggaaha dari udara.


                       Untuk menarik  perhatian Konggaaha,  maka  diberi  umpan  seorang
                 tamalaki yang bernama Tasahe. Bila burung itu datang mencari mangsa,
                 dari di Puncak Gunung di hutan rimba di Hulu Sungai perbatasan Wundulako

                 dengan Ladongi, tidak jauh dari lokasi Osambegolua dan Gua Watuwulaa,
                 maka dengan mudah menemukan tamalaki yang menjadi umpan. Persiapan

                 warga untuk melawan burung pengacau ini atas saran dari Larumbalangi pun
                 selesai dilakukan, dan tidak berapa lama burung itu datang yang ditandai
                 dengan  gemuruh  menderuh-deruh  dari  jauh,  tanda  kepak  sayap burung

                 sedang menuju  tempat tempat yang telah  diperkirakan sebelumnya.  La
                 Rumbalangi menyarankan kepada warga agar setiap laki-laki bersiap-siap

                 menghadapi segala kemungkinan dari serangan Kanggaaha dengan senjata
                 masing-masing  berupa tombak dan taawu atau parang. Dalam keadaan
                 seperti ini,  Larumbalangi  berdiri  di  atas Bukit Osumbegalua, yang siap

                 memberi perintah  kepada seluruh  laki-laki  untuk  menyerbu Konggaaha.
                 Tamalaki yang bernama Tasahea diperintahkan oleh Larumbalangi untuk
                 selalu  berada di  tengah-tengah bambu  yang telah  diruncingkan  sebagai

                 umpan  dari Konggaaha. Larumbalangi  memerintahkan  kepada warga
                 untuk siap menghadapi keadaan dan bila tidak kuat harus bersembunyi di
                 Gua Watuwulaa, khususnya anak-anak dan perempuan.


                       Dan waktu pun tiba, Burung sudah datang, dan dia berputar-putar
                 sejenak di atas sambil memilih mana yang akan menjadi korbannya. Dalam

                 kondisi  genting  ini,  warga memperlihatkan keberaniannya dengan  ingin
                 menyaksikan pertarungan antara Larumalangi dengan Burung Pengganggu
                 dengan penuh keberanian tanpa ragu-ragu. Masyarakat yakin Larumbalangi

                 akan memenangkan pertarungan karena memiliki kesaktian.  Konggaaha
                 pun  melihat  ada seorang  manusia  (Tasehea) di  bawah, maka  dengan
                 cepat turun  dan  menyambarnya,  bersamaan dengan  tertikamnya  badan

                 Konggaaha dengan Osungga. Karena  badannya  sudah  tertikam  maka  ia
   292   293   294   295   296   297   298   299   300   301   302