Page 298 - Toponim sulawesi.indd
P. 298

284     Jaringan Maritim Indonesia: Sejarah Toponim Kota Pantai di Sulawesi


               merasa sakit, Konggaaha terbang kembali ke angkasa. Darahnya bercucuran

               dari luka-lukanya yang kena bambu yang telah diruncingkan.

                     Menurut kisahnya, darah burung Konggaaha yang mengenai tanah
               berubah menjadi  merah  seperti  tanah di  Pomalaa. Burung itupun  jatuh

               kehabisan darah dan mati di hilir sungai dekat Usambegalua yang kemudian
               dinamai  Lamekongga. Sekarang nama  itu  dikenal  dengan  Wialayah

               Mekongga atau Kolaka”.  Muara Sungai di teluk Bone dinamakan dengan
                                      65
               teluk Mekongga.

                     Versi lain dari penamaan Mekongga menjadi Kolaka juga diperoleh

               dari tradisi lisan setempat. Wilayah ini sebelumnya ada yang menyebutnya
               Wonua Unenapo (negeri Orang Unenapo), Wonua Kongga, yakni sebuah
               negeri  yang pernah mendapat  gangguan burung  raksasa,  Wonua  Wiku

               (negeri belut) dan Wonua Sorume yang berarti negeri angrek. Catatan lain
               mengenai wilayah ini dapat dihubungkan dengan kehadiran orang-orang/

               pelaut  Bugis  ke  Kolaka. Para pelaut  Bugis  menyebut Mekongga  dengan
               nama Mengkoka atau Mekongga. Selain itu, Basrin Melamba dalam bukunya
               Kota Pelabuhan Kolaka di Teluk Bone menyebutkan bahwa Kolaka menurut

               orang-orang Luwu berasal dari “Ngapa”  yang berarti pelabuhan. Hal itu
                                                      66
               diperkuat oleh adanya satu kelurahan di Kolaka, yakni Ngapa (pelabuhan).

               Ngapa atau pelabuhan sebagai identitas Kota Kolaka. Meneganai perubahan
               Nama dari Mekongga menjadi Kolaka dilakukan oleh pemerintah Kolonial
                                        67
               Belanda pada tahun 1910.  Nama Kolaka menjadi populer dan digunakan
               dalam administratif pemerintah Kolonial menjelang akhir 1919 sampai 1942.

                     Jadi ada tiga identitas  dalam satu wilayah yang  kini dinamakan


               65  Lihat http://kodim1412.kodam-wirabuana.mil.id/sejarah-mekongga/. Diakses 28 Mei 2016.
                   Wawancara dengan La Ode Taalami dan Basrin Melamba di Kendari, Juli 2016
               66  Basrin Melamba, Kota Pelabuhan Kolaka Di Teluk Bone 1906-1942 (Kendari: Program Studi
                   Sejarah FKIP Unhalu dan Lembaga Pengembangan dan Pengkajian Sejarah Sultra, 2011).
               67  Basrin Melamba, Kota Pelabuhan Kolaka Di Teluk Bone 1906-1942 (Kendari: Program Studi
                   Sejarah FKIP Unhalu dan Lembaga Pengembangan dan Pengkajian Sejarah Sultra, 2011),
                   hlm. 34.
   293   294   295   296   297   298   299   300   301   302   303