Page 292 - Toponim sulawesi.indd
P. 292

278     Jaringan Maritim Indonesia: Sejarah Toponim Kota Pantai di Sulawesi


               itu menjadi salah satu yang sangat penting dalam penetapan kota Kendari

               sebagai ibukota Sulawesi Tenggara.

                     Perkembangan  pembangunan  kota Kendari sejak ditetapkan
               menjadi  ibukota propinsi  terus berlangsung.  Kebutuhan  infrastruktur

               sebagai ibukota  propinsi  terus diusahakan.  Infrastruktur berupa  fasilitas
               perkoantoran, sumberdaya manusia, kesehatan, sosial, dan budaya terus

               diusahakan  agar  bisa  sejajar dengan  ibukota  propinsi  lain.  Anggaran
               pembangunan perkantoran, jalan, dan jembatan terus ditingkatkan. Rumah
               sakit dan institusi pendidikan juga dihadirkan untuk memenuhi kebutuhan

               warga kota.

                     Dalam situasi  seperti itu, daya tarik kota makin menarik sehingga
               arus urbanisasi dan migrasi ke kota Kendari tidak bisa dihindari. Perluasan

               pemukiman  dan  perluasan  ruang kota menjadi  sesuatu  yang tidak  bisa
               dihindari.  Penambahan  jumlah  Kecamatan  dan  desa tidak  bisa  dihindari

               karena pertambahan penduduk yang terus meningkat. Data Distrik pada
               tahun  1917,  berjumlah  16 dan  menjadi  19  distrik pada  tahun  1929.
               Perluasan wilayah kota hingga 10 km pada tahun 1964 dengan memasukan

               Kemaraya dan Mandonga ke dalam satuan administratif kota Kendari. Hinga
               kini wilayah kota Kendari sudah mencakup Kambu di Andonohu, Wuawua,

               Lepolepo, Tipulu, Benubenua dan sekitarnya.
   287   288   289   290   291   292   293   294   295   296   297