Page 289 - Toponim sulawesi.indd
P. 289
Jaringan Maritim Indonesia: Sejarah Toponim Kota Pantai di Sulawesi 275
Pada tahun 1910, kota Kendari yang ada dalam satuan Onder Afdeling
Kendari secara administratif berada pada wilayah Afdeling Ooskust Celebes
(Adeling Pantai Timur, Sulawesi Timur). Wilayah yang setara dengan Kendari
pada periode itu adalah Banggai, Bungku dan Mori dengan pusat di Luwuk,
Muna, dan Bunton. Ibukota dari Afdeeling pantai Timur Sulawesi Timur ini
Kota Baubau. Afdeling Oostkus Celebes ini dikepalai oleg Asisten Residen.
58
Perubahan ini menandai terintegrasinya kota-kota di sisi Barat Laut Banda atau
dalam bahasa administrasi kolonial sebagai Pantai Timur Sulawesi Timur.
Pada tahun 1925, formulasi administrasi pembagian wilayah
pemerintahan kolonial mengenai wilayah yang tergabung dalam Afdeling
Pantai Timur Sulawesi Timur berubah. Perubahan itu ditandai dengang
penggabungan Bungku, Mori, Banggai (Luwuk) ke dalam Afdeling Poso
dan membentuk Afdeling Buton en Laiwoei. Dengan perubahan ini, maka
Afdeling Oostkust van Celebes ditiadakan. Adapun wilayah Afdeling Boeton
and Laiwoei meliputi Onderafdeling, Kendari, Buton, dan Muna. Apa arti
penting dan sumbangan perubahan ini bagi perkembangan kota Kendari?
Status admistratif kota Kendari yang terus menjadi setingkat
onderafdeeling hingga tahun akhir masa pemerintahan kolonial menandai
kebijakan atas pembangunan kota terus berlanjut. Perdagangan dan
kebijakan yang melekat di dalamnya tidak mengalami perubahan. Fakta
itu, paling tidak menjamin keberlangsungan arah perkembangan kota.
Para pedagang dan roda birokrasi tidak berubah. Demikian halnya
kontroloeur sebagai penguasa kolonial di level Onder Afdeling lebih mudah
mengkosolidasikan pengawasan dan pekerjaannya di kota Kendari.
Pada era kekuasaan Jepang, kota Kendari tidak mengalami
banyak perubahan, kecuali optimalisasi fungsi pelabuhan kendari dalam
memobilisasi tentara Jepang yang diangkut menuju perusahaan nikel di
58 A.J. Baron Q. de Quarles, Memorie van Overgave (MvO) Governeur van Celebes en Onderhorigheden,
4 Agustus 1910, hlm. 4.