Page 288 - Toponim sulawesi.indd
P. 288

274     Jaringan Maritim Indonesia: Sejarah Toponim Kota Pantai di Sulawesi


               pertanian  untuk  memenuhi  tenaga kerja  yang dibutuhkan  untuk

               memperlancar birokrasi dan kebutuhan tenaga pertanian dan kehutanan.
               Selain itu, sekolah lanjutan juga dibuka, di samping sekolah rendah lainnya.

               Dengan dibukanya sekolah di  Sulawesi  Tenggara,  maka  lambat laun
               kebutuhan tenaga birokrasi dan administrasi dapat diisi oleh masyarakat
               Sulawesi Tenggara.























                       Gambar 5.2.5 Kondisi dan Situasi Pelabuhan di Teluk Kendari 1908
                    Sumber: N.A Douwes Dekker, A Book on the Country and People of Indonesia,
                   3  (The Hague, Netherlands, Bandung: van Hoeve Ltd., tanpa tahun),hlm 131
                    rd
                     Sampai tahun 1908, kota pantai Kendari masih tampak sederhana,
               seperti  tampak  pada foto  5.2.3 di  atas. Pelabuhan  yang  menjadi  urat

               nadi perekonomian kota tidak seperti pelabuhan-pelabuhan di Makassar
               dan Surabaya. Kondisi  itu memberi indikasi  bahwa perdagangan di kota

               Kendari  berada  pada skala kecil-menengah,  dan para  pedagang yang
               terlibat  kebanyakan dari  level yang sama.  Visual  foto  perahu  dan  kapal
               pemerintah kolonial yang terbatas menguatkan realitas itu. Sampan atau

               perahu dengan ukuran kecil yang berfungsi sebagai sarana transit barang
               dari pelabuhan ke kapal/perahu jumlahnya relatif banyak, sebuah tanda
               kalau aktivits ekonomi sedang berjalan dinamis. Kondisi itu menjadi dasar

               bagi perkembangan aktivitas ekonomi pada  periode berikutnya,  karena
               kota Kendari terus menjalankan fungsinya sebagai kota dagang dan militer.
   283   284   285   286   287   288   289   290   291   292   293