Page 283 - Toponim sulawesi.indd
P. 283

Jaringan Maritim Indonesia: Sejarah Toponim Kota Pantai di Sulawesi  269

                 maju, dan organisasi sosial yang kompleks dengan didukung oleh struktur

                 kekuasaan yang berkelanjutan dan terdapat air bersih sebagai penunjang
                 kehidupan  warga  kota.  Hal yang sama juga berlaku untuk  kota-kota
                                       47
                 lainnya di Indonesia. Hal ini tidak lepas dari realitas bahwa sebagian besar
                 kota yang berkembang pada awalnya terletak di sekitar pusat kekuasaan
                 dan sungai.
                            48

                       Perkembangan  kota Kendari bentuknya melingkari dataran yang
                 mengelilingi  teluk Kendari.  Hal ini  disebabkan  oleh letak  topografi
                 wilayah kota Kendari yang berbukit dan bertebing, sehingga menyulitkan

                 pembangunan kota Kendari seperti kota-kota lainnya yang memiliki dataran
                 rendah.  Terbentuknya  sebuah  kota  tidak terlepas  dari pemukiman
                        49
                 awal yang mendahuluinya. Kota dalam hal ini mengalami proses evolusi.
                 Proses itu  pada  perkembangannya menjadi  pemukiman  penduduk  yang
                 tetap  dan padat.  Kegiatan  masyarakat  kota  turut memberi  warna  arah

                 perkembangan sebuah kota, apakah itu kota industri, kota perdagangan
                 atau kota pelabuhan atau tipe kota yang lain.

                       Berdasarkan  sumber kolonial,  dikatakan bahwa kota Kendari

                 berkembang ketika Vosmaer menjadikan Kendari sebagai pusat aktivitas
                 dagang dan militer. Pernyataan  itu memberikan  indikasi  kuat  bahwa

                 sebelum Vosmaer  menjadikannya pos  dagang dan  militer, teluk Kendari
                 sudah  menjadi  kota. Nanti setelah Vosmaer memperkenalkan  Kendari


                 47  Gideon Sjoberg, The Pre-Industrial City: Past and Present, (New York: The Free Press, 1965), hlm.
                    27; Gideon Sjoberg, “The Prendustrial City,”  in; Paul K. Hatt and Albert J. Reiss, Jr. (ed.), Cities and
                    Society, The Revised Reader in Urban Sociology, (New York: The Free Press,  1967), hlm. 179-200.
                 48  Sebagai gambaran dapat kita menyebut Kota Kediri, Mojokerto, Surabaya, Jakarta, dan kota Baubau
                    yang tumbuh sebagai pusat kota. Pusat-pusat kerajaan itu tumbuh menjadi kota dan sebagai pusat
                    aktivitas ekonomi, sosial, dan akulturasi kebudayaan dan kotanya terletak dekat dengan sungai. Anthony
                    Reid, Dari Ekspansi Hingga Krisis 1450-1680: Jaringan Perdagangan Global, vol. II (Jakarta: Yayasan
                    Obor Indonesia, 1999). Denys Lombard, “Sumbangan Kepada Sejarah Kota-Kota di Asia Tenggara”,
                    Majalah Masyarakat  Indonesia, No. 1 Tahun ke-20 No. 1,  Jakarta: LIPI, 1976), hlm. 51-64.
                 49  W.F. Wertheim, Masyarakat Indonesia dalam Transisi, Studi Perubahan Sosial, (Yogyakarta: Tiara
                    Wacana, 1999), hlm. 133; Anthony Reid, “The Structure of Cities in Southeast Asia, Fifteenth to
                    Seventeenth Centuries”,  dalam Journal of Southeast Asia Studies No. 11, 1980, hlm. 235-250
   278   279   280   281   282   283   284   285   286   287   288