Page 290 - Toponim sulawesi.indd
P. 290

276     Jaringan Maritim Indonesia: Sejarah Toponim Kota Pantai di Sulawesi


               Pomalaa. Sebagian dari mereka ada yang melalui pelabuhan Kolaka. Dari

               sisi administrasi, nama-nama wilayah diganti dengan nama-nama Jepang.
               Perubahan itu  tidak memberi  dampak signifikan,  karena  pemerintahan

               Jepang hanya mengganti bahasa dan para pejabatnya. Fungsi tetap sama,
               dan bahkan cenderung melambat karena penyesuain bahasa dan pimpinan
               baru.


                     Kehadiran militer Jepan di  kota Kendari tidak terlepas dari upaya
               merampas persenjataan militer Belanda di Kendari. Rakyat juga dikerahkan
               untuk membantu pembangunan  jalan, jembatan,  dan perkantoran

               untuk memenuhi kebutuhan pemerintahan dan militer Jepan. Kehadiran
               penguasa  Jepang di  Kendari tidak  memberi  dampak signifikan  pada

               perkembangan kota, namun jejaknya dapat dilacak melalui memori kolektif
               dan infrastruktur jalan dan jembatan yang dibangun pada masa Jepang.
               Terdapat dua kepentingan dibalik pembangunan infrastruktur kota berupa

               jalan dan jembatan pada masa Jepang, yakni untuk akses ke sumber-sumber
               ekonomi (Logistik dan tambang) dan mobilisasi militer Jepang.

                     Sebagai Wilayah yang setingkat onderafdeling dalam waktu lama,

               kota Kendari mengalami kelambanan dalam perkembangan demografi
               dan perluasan morfologi kota. Hal ini berdampak pada ruang kota lambat

               berkembang karena daya tarik kota tidak menjanjikan. Lalu, mengapa kendari
               pada tahun 1950an dan 1960an mengalami perkembangan kota yang relatif
               cepat. Mengapa Kota Kendari menjadi ibukota Propinsi Sulawesi Tenggara?


                     Dua pertanyaan itu secara singkat dapat dijawab bahwa kota dalam
               perkembangannya selalu ada momentum yang menstimulusnya. Terdapat
               dua  momentum  penting dalam  perkembangan  kota Kendari,  pertama;

               kekacauan politik yang terjadi pada tahun 1950an ketika Pemberontakan
               DI/TII yang dampaknya sampai di Sulawesi Tenggara, dan khususnya di
               kota Kendari. Kedua, segera setelah kemerdekaan dan berbagai kekacauan

               yang terjadi di Sulawesi Tenggara, otoritas lokal, Kesultanan Buton yang
   285   286   287   288   289   290   291   292   293   294   295