Page 43 - Toponim sulawesi.indd
P. 43
Jaringan Maritim Indonesia: Sejarah Toponim Kota Pantai di Sulawesi 29
perkembangan kemudian, takluknya Gowa pada masa VOC, kota baru dibangun
di sepanjang pantai antara Sungai Jeneberang dengan sungai Tallo. Kawasan
ini oleh pemerintah VOC dinamakan Ujung Pandang. Di kawasan ini terdapat
benteng Ujung Pandang dan kemudian oleh Belanda dijadikan sebagai pusat
pemerintahan. Tata kota baru (kota kolonial) didesain dan ruang kota disekat-
sekat oleh jalan berdasarkan etnis yang bermukim di Makassar pada waktu
itu. Oleh karena itu, di Makassar kita menemukan kampung Melayu, Kampung
Butung, Kampung Ambon, kampung Cina, dan sebagainya yang terletak di
sekitar benteng Ujung Pandang (Fort Roterdam). Di kawasan sekitar benteng
15
kita juga menemukan kampung Eropa dan dikenal dengan istilah Vlardinegen.
Perkembangan kota Makassar juga dipengaruhi oleh posisi
geografisnya yang terletak di sebelah selatan pulau Sulawesi dan terintegrasi
dengan baik ke dalam jaringan pelayaran dan perdagangan internasional.
Posisi Makassar yang strategis itu didukung juga oleh kondisi alamnya yang
subur. Terdapat banyak komoditas yang dapat dipertukarkan. Makassar
terletak di jalur pelayaran dan memiliki bentangan alam yang baik serta
kondisi alam yang aman untuk berlabuh terutama bagi kapal-kapal layar.
Orang-orang di Sulawesi Selatan dalam sejarah juga dikenal sebagai
pelaut dan pedagang. Keberadaan orang-orang tersebut di berbagai tempat
di Nusantara selain di Makassar menegaskan mereka sering kali melakukan
mobilitas. Mobilitas itu, sebagian disebabkan oleh konflik antarkerajaan di
Sulawesi Selatan. Selain itu, dalam tradisi di Sulawesi Selatan, perpindahan
itu disebabkan oleh adanya tradisi bagi putra mahkota untuk mencari
daerah kekuasaan baru di luar Sulawesi Selatan. Sebagai contoh, Kasus
Arung Bakung di Kendari dan Muna dan sebagian lainnya disebebkan oleh
kempuan orang-orang Bugis Makassar melakukan perjalanan laut (navigasi)
mencari daerah-daerah yang menghasilkan komoditas perdagangan.
16
Kerajaan Gowa Di Sulawesi Selatan.
15 M.D., “Somba Opu, Bungaya, dan Beberapa Kesalahan dalam Penulisan Sejarah.”
16 Lihat, Thomas Gibson, Kekuasaan, Raja, Syeikh, Dan Ambtenaar; Pengetahuan Simbolik
Dan Kekuasaan Tradisional Makassar 1300-2000 (Makassar: Ininnawa, 2009). Lihat juga,