Page 115 - PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
P. 115

115


                 Penandatanganan normalisasi hubungan
                 indonesia dan malaysia, oleh menlu ri
                 adam malik, menlu malaysia,tun abdul
                 rajak di Gedung Pancasila 11 agustus
                 1966 (sumber: DePPen).













                 dalam  negeri  dan regional  pembangunan  ekonomi tidak   indonesia-malaysia pada tanggal 11 agustus 1966. sejak 31
                 dapat  dilaksanakan  secara  baik.  Pemikiran  inilah yang   agustus 1967  kedua  negara  kembali  membuka  hubungan
                 mendasari  soeharto mengambil  beberapa  langkah    diplomatik.  Pemerintah  indonesia juga  mendaftarkan  diri
                 kebijakan  politik luar negeri membangun  hubungan yang   menjadi anggota Pbb lagi. Pada tanggal 19 september 1966
                 baik  dengan pihak-pihak  barat dan “good neighbourhood   indonesia mengumumkan  bahwa  negara  ini bermaksud
                 policy” melalui  Association  of  South  East  Asian  Nations   melanjutkan  kerjasama  dengan  Pbb  dan  melanjutkan
                 (asean). tujuan utama politik luar negeri soeharto adalah   partisipasi dalam kegiatan-kegiatan Pbb. maka pada tanggal
                 berusaha  memobilisasi  sumber  dana  internasional untuk   28 september 1966, tepat 16 tahun setelah indonesia diterima
                 membantu  rehabilitasi  ekonomi  negara dan menjalankan   pertama  kalinya dan menjadi  anggota Pbb,  indonesia
                 pembangunan  serta menjamin lingkungan regional yang   kembali  menjadi anggota Pbb.  soeharto juga  menjalin
                 aman  untuk memudahkan  indonesia berkonsentrasi  pada   kembali  hubungan baik  dengan  dunia  barat dan lembaga-
                 agenda domestiknya.                                 lembaga dunia lainnya, seperti bank Dunia dan international
                    Presiden soeharto mengatakan bahwa politik luar negeri   monetary Fund/imF, tetapi menjauhi ideologi komunis.
                 indonesia yang berprinsip  non-blok tidak  identik  dengan   Presiden  soeharto  tampaknya meletakkan  tumpuan
                 tidak  adanya keterlibatan.  itulah alasannya mengapa   politik  luar  negeri  pada  konsepsi geostrategi  Gajah  mada
                 indonesia lebih  suka mengatakannya sebagai  politik luar   yang  didasarkan  pada  konsep  Wawasan  nusantara dalam
                 negeri yang bebas dan aktif, karena politik luar negeri kita   skala makro.  sebuah  strategi politik luar negeri yang
                 tidak hampa,  mati, atau tidak berjalan. Politik  luar negeri   diletakkan  pada  kendali  stabilitas keseluruhan  nusantara
                 indonesia bebas: indonesia bebas dari ikatan apa pun, baik   yang  terdiri  dari wilayah inti  negara  Kesatuan  republik
                 secara militer, politik maupun  secara ideologis; bahwa   indonesia (nKri) dengan negara-negara  lingkar dekat  dan
                 indonesia benar-benar terbebas dari berbagai masalah atau   lingkar luar nusantara.
                 peristiwa  dengan tidak  adanya  pengaruh  dari  pihak  mana   stabilitas  lingkar  luar  nusantara  diwujudkan dengan
                 pun, baik secara militer, politis, maupun ideologis.  pembentukan  asean  lima bulan  setelah  pengangkatan
                    untuk mewujudkan politik luar negeri yang “bebas dan   Jenderal  soeharto sebagai Pejabat Presiden oleh  mPrs.
                 aktif”  soeharto menghentikan  politik konfrontasi  dengan   menteri  luar  negeri  adam  malik dapat meyakinkan
                 malaysia. Karena itulah ia menandatangani persetujuan   thailand, Philipina,  singapura, dan  malaysia bahwa



                 SOEHART O:1966-199 7



     Presiden Republik Indonesia FINAL REVISI 20082014 CETAK.indd   115                                                 8/21/14   1:15 PM
   110   111   112   113   114   115   116   117   118   119   120