Page 37 - PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
P. 37

37
               Kongres Permoefakatan
               Perhimpoenan-Perhimpoenan
               Politik Kebangsaän Indonesia
               (PPPKI) di Surakarta pada 25 – 27
               Desember 1929 (Sumber: KITLV).

















                                                                   INDONESIA MENGGUGAT
               Seketika kongres resmi ditutup,  sebuah  “batas simbolik”   Kepopuleran  Sukarno  semakin meluas  dan  semakin
               dalam proses pembentukan bangsa modern terjadi. Kongres   cepat  perluasan  pengaruh  PNI semakin  mendalam  pula
               Pemuda II ditutup dengan pembacaan tekad yang kemudian   kekhawatiran  pemerintah  kolonial.  Maka  dengan  alasan
               dikenal sebagai Sumpah Pemuda (28 Oktober 1928). Maka   menjaga ketertiban dan keamanan (rust en orde), pemerintah
               dengan begini “kelahiran bangsa Indonesia” secara simbolik   akhirnya menangkap dan menahan beberapa orang aktivis
               telah dikukuhkan.                                   PNI pada 29 Desember 1929. Penangkapan Sukarno dilakukan
                  Sejalan  dengan suasana yang diakibatkan  lahirnya   ketika sedang menginap di sebuah kota kecil di Jawa Tengah.
               Sumpah  Pemuda pengaruh  Sukarno pun semakin meluas.   Seorang  inspektur dengan  50 anggotanya pada  malam  itu
               Dua bulan setelah  Sumpah  Pemuda, Sukarno pun berhasil   berkata kepada Sukarno, “Atas nama Sri Ratu, saya menahan
               mengusahakan  berdirinya  Permufakatan  Perhimpunan-  tuan.” Selain Sukarno juga ditangkap beberapa tokoh PNI,
               Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI) sebuah   seperti Maskoen, Gatot Mangkoepradja, dan Soepriadinata.
               federasi  yang menggabungkan  bukan  saja berbagai   Mereka dijebloskan ke penjara Banceuy di Bandung.
               perkumpulan  dengan  ideologi  yang berbeda-beda,  tetapi   Sukarno ditempatkan di ruang tahanan Blok F, Nomor 5,
               juga mempunyai sikap politik yang tidak pula sama. Ada di   berukuran 1,5 X 2,5 meter. Selama di penjara kegiatan utama
               antaranya yang berpegang pada prinsip nonkooperator, yang   Sukarno  membaca dan menulis  artikel. Buku  bacaannya
               menolak  kerjasama  dengan  pemerintah;  tetapi  ada  juga   diperoleh  dari istrinya,  Inggit  Garnasih, yang  nekad
               golongan  kooperator, yang bersedia  bekerjasama  dengan   menyelundupkannya  di balik  stagen. Dalam  keterpencilan
               pemerintah. Dengan kerjasama ini golongan “ko” berharap   hidup  di penjara inilah  Sukarno mendapat  waktu  dan
               dapat  memperjuangkan  kepentingan  nasional di Volksraad   kesempatan  belajar dan merumuskan  gagasan  baru  dalam
               (Dewan Rakyat), yang didirikan pada tahun 1917, dan juga di   perjuangan kebangsaan. Dari bilik penjara ia semakin akrab
               dewan-dewan daerah (locale raaden).                 berkenalan dengan pemikiran  Karl Marx, Sun Yat Sen,  dan
                  Ketika federasi ini terbentuk di waktu itu pula Pemerintah   lain-lain, bahkan juga dengan pemikiran Snouck Hurgronje,
               Hindia Belanda mengadakan pengawasan yang lebih ketat   ilmuwan  kolonial yang mendalami  kehidupan  masyarakat
               terhadap PNI dan PPPKI.                             Islam di tanah air demi meneguhkan kekuasaan kolonial.



               SUKARNO:1945–196 7



   Presiden RI FINAL REVISI 20082014 CETAK_130%_03_RevSBY_M5.indd   37                                               10/23/14   12:13 PM
   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42