Page 59 - PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
P. 59

59












                 suasana kampanye partai peserta   Kanan: Presiden sukarno mengikut
                 Pemilu  pertama tahun 1955   Pemilu pertama pada 29 september
                 (sumber: antara/iPPHos).  1955 (sumber: iPPHos).






                                                                     Presiden.  ia melihat betapa Presiden  sukarno semakin
                    Demokrasi Indonesia yang banyak disalahpahami    gelisah menghadapi pertarungan politik antarpartai-
                    di luar negeri, kami dasarkan pada prinsip mufakat,   partai sehingga membiarkan dirinya terbawa dalam irama
                    bukan pada jumlah suara. Kami tidak lagi memakai   perdebatan politik dan ideologi itu.
                    sistem demokrasi barat yang didasarkan atas suara   Dalam kegalauan politik yang semakin meningkat ini
                    terbanyak dimana 51 persen suara berhak untuk    kabinet ali sastroamidjojo, yang didukung oleh tiga besar
                    menang sementara yang 49 menggerutu.             hasil Pemilu, mengembalikan mandatnya. Pertentangan
                                                                     politik dan ideologis menghambat usaha pemecahan masalah
                 sikap ideologis,  maka  sejak semula  sudah dapat  diduga  di beberapa daerah. Kabinet Djuanda akhirnya terbentuk.
                 bahwa tidak ada satu pun di antara blok-blok itu bisa meraih  Pada bulan  mei 1957 Presiden menjalankan konsepsinya
                 mayoritas dua  per  tiga (360 kursi) yang diperlukan  untuk  dan  Dewan  nasional—yang  berfungsi  sebagai  perantara
                 mendapatkan kemenangan.                             dan penasihat dari tiga kelembagaan konstitusional, yakni
                    begitulah Pemilu ini ternyata tidak dapat mengantarkan  presiden, kabinet, dan parlemen—pun dibentuk.
                 bangsa ke arah penyelesaian dari berbagai permasalahan
                 sosial-politik. Hasil Pemilu memperlihatkan hanya masyumi,   DEmOKRASI TERPImPIN DAN REVOLUSI TANPA HENTI
                 partai kedua terbesar, yang mendapatkan kursi di semua   sejak  partai-partai  yang dianggap  menentang  orientasi
                 daerah pemilihan. Di sebagian besar daerah masyumi tampil  ideologis dan politiknya  dibubarkan,  Presiden  sukarno
                 juga sebagai partai terbesar. tiga partai besar lainnya, yaitu  yang memperkenalkan dirinya sebagai “Penyambung lidah
                 Pni,  nu,  dan  PKi  lebih  menampilkan  diri  sebagai  “partai  rakyat” mulai dengan terang-terangan mengatakan bahwa
                 Jawa”, karena di daerah pemilihan di  Jawa inilah mereka  Demokrasi terpimpin didukung oleh kekuatan dan persatuan
                 mendapat suara terbanyak. Dengan komposisi keanggotaan  nasaKom: nasionalisme, agama, dan komunisme.
                 yang tak jauh berbeda, masalah lain muncul di Dewan    manifesto Politik, yang  disarikan  dari pidato Presiden
                 Konstituante. Perdebatan ideologis dalam menentukan  pada Hari Kemerdekaan (1959), menjadi landasan ideologis
                 pilihan dasar negara  islam atau Pancasila mulai dan  dalam menjalankan pemerintahan. sejak itu indonesia bukan
                 semakin menghangat. Dalam suasana inilah  bung Hatta  saja mulai menerapkan sistem pemerintahan yang otentik,
                 memutuskan untuk meletakkan jabatannya sebagai Wakil  kepribadian  nasional, tetapi  juga  kembali  ke semangat



                 SUKARNO:1945–196 7



     Presiden Republik Indonesia FINAL REVISI 20082014 CETAK.indd   59                                                  8/21/14   1:13 PM
   54   55   56   57   58   59   60   61   62   63   64