Page 109 - Papua dalam arus sejarah bangsa
P. 109
acuan sejarah—sampai kini tetap Di peristiwa inilah tentara Belanda keberhasilan serangan itu dirasakan Jawa dan Sumatra. Yogyakarta, ibukota
terpaku dalam ingatan kolektif bangsa. menyerang wilayah Republik Indonesia maka beberapa daerah menampilkan Republik Indonesia berhasil diduduki
Seruan kemerdekaan—“merdeka dengan kekuatan persenjataan yang diri sebagai “negara bagian”. Memang dan para pemimpin Republik, ketika
atau mati”—dan pengorbaan ribuan serba lengkap—seketika pesawat pada puncak keberhasilan agresi inilah Presiden dan Wakil Presiden/
anak bangsa demi kemerdekaan kini terbang telah menjatuhkan bom, maka militernya (Agresi Militer Kedua sejak Perdana Menteri serta beberapa
telah menjadi kenangan yang tidak di waktu itu puluhan meriam mulai akhir 1948 sampai pertengahan 1949), menteri berhasil ditawan tentara
terlupakan dan menjadi bagian dari menghantam kota-kota. Di setiap kemenangan ini memberi kesempatan Belanda. Tetapi tiga-empat hari
cacatan sejarah yang tidak mungkin wilayah yang bisa diduduki maka pada beberapa tokoh daerah untuk setelah Yogyakarta diduduki, PDRI
terhapus. Apapun mungkin definisi yang di sana pula tentara-pendudukan mendirikan apa yang disebut “Negara didirikan di sebuah nagari di Sumatra
akan diberikan tetapi yang pasti ialah Belanda mendirikan atau memberi bagian”. Tetapi di beberapa daerah, Barat. Di bawah pimpinan Sjafruddin
masa revolusi nasional—ataupun kalau kesempatan luas bagi golongan yang hasutan Belanda ini mengalami Prawiranegara, salah seorang menteri
lebih suka menyebutnya sebagai zaman ingin mendapatkan kesempatan kegagalan. Betapa pun tentara Belanda yang telah mendapat mandat dari
“perang kemerdekaan bangsa”—adalah untuk berkuasa mendirikan lembaga berhasil menduduki wilayah Yogyakarta Presiden (Soekarno) dan Wakil
periode yang memancarkan suasana “pemerintahan” yang baru. dan Sumatra Barat, namun kedua Presiden/Perdana Menteri (Hatta), PDRI
dan pengalaman yang menuntut daerah ini—di samping Aceh yang melanjutkan perlawanan terhadap
pengorbanan. Tetapi bukankah salah Dua kali perundingan resmi sempat “terbebas” dari pendudukan militer agresi Belanda. Tetapi lebih daripada
satu ciri yang terpenting dari setiap dilakukan—Perundingan Linggarjati Belanda—tetap merupakan pendukung itu, kehadiran PDRI adalah pula suatu
revolusi adalah kepadatan peristiwa dan dan Perundingan Renville—tetapi pada setia dari Pemerintah Darurat Republik pernyataan yang tegas akan keutuhan
keragaman corak kejadian dalam waktu setiap perundingan itu Belanda selalu Indonesia (PDRI). Kota-kota mungkin dan keberlanjutan eksistensi Republik
yang teramat singkat? Begitulah, dalam berhasil mempertahankan kekuasaan telah diduduki tentara Belanda, tetapi Indonesia. Selama beberapa bulan
masa yang relatif pendek itu, sekian militer di wilayah yang berhasil desa-desa adalah wilayah dari mana eksistensi riil dan formal dari Republik
banyak pertempuran terjadi di berbagai didudukinya. Dalam suasana ini tentara pendukung setia Republik. Di wilayah Indonesia dipertahankan dengan
kota dan bahkan juga di sekian banyak pendudukan Belanda sempat juga pedesaan inilah Tentara Nasional keberadaan dan aktivitas PDRI—sebuah
desa di hampir seluruh wilayah tanah mendirikan atau memberi kemungkinan Indonesia melatih diri, menambah pemerintahan yang dikatakan berpusat
air. Dalam situasi ini, sekian kali pula bagi terwujudnya apa yang disebut pasukan, dan bila saatnya datang, “somewhere in the jungle”. Dengan
perundingan Indonesia-Belanda “negara bagian” dan mendorong menyerang benteng dan pasukan keteguhan perjuangan dan perlawanan
tentang kemungkinan penghentian daerah itu untuk berpisah dari Republik Belanda. TNI di bawah pimpinan Jenderal
tembak-menembak kedua belah pihak Indonesia, yang telah berpusat di Sudirman, dan dukungan rakyat, praktis
yang bermusuhan diadakan juga.Tetapi Yogyakarta. Hal inilah pula yang terjadi Begitulah—kalau kisah-sejarah menyebabkan claim Belanda bahwa
memang jika perang yang terencana ketika tentara Belanda melancarkan tentang “masa revolusi” boleh diulang Republik Indonesia sudah terhapus tidak
harus disebut maka dalam masa konflik “agresi kedua” dan berhasil menduduki sekedarnya—pada tanggal 19 membawa pengaruh dan dampak apa-
bersenjata ini, Republik Indonesia beberapa kota bahkan juga ibu kota Desember 1948 Belanda melancarkan apa, bahkan tidak pula dalam dinamika
menghadapi dua kali “agresi militer”. Republik Indonesia, Yogyakarta. Setelah serbuan militer besar-besaran di seluruh politik internasional.
9
92 P PAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSAAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA P PAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSAAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA 933
92