Page 356 - Papua dalam arus sejarah bangsa
P. 356

pasal kedua, “... Pemerintah Belanda    misalnya melalui peran Van Eechoud.
                      akan menyerahkan pemerintahan           Jika dirunut dari tahun 1925, ketika
                      di wilayah tersebut kepada Badan        lembaga pendidikan di Miei didirikan
                      Penguasa-Pelaksana Sementara            untuk orang Papua, sesungguhnya
                      Perserikatan Bangsa-Bangsa (United      telah terdapat upaya penyemaian
                      Nations Temporaray Executive Authority/  nasionalisme. Jika dibandingkan
                      UNTEA)”. Hal ini menjadi suatu langkah   dengan pihak Indonesia, maka hal
                      nyata yang menunjukkan bahwa            yang sama dilakukan oleh Soegoro
                      Belanda bersedia untuk menyerahkan      dari Digul pada tahun 1945. Dengan
                      kekuasaannya kepada PBB. Selanjutnya,   kata lain, sesungguhya telah terjadi
                      pada tanggal 1 Oktober 1962,            kontestasi antara nasionalisme
                      dibentuklah UNTEA berdasarkan pasal     Indonesia dengan nasionalisme Papua
                      kedua tersebut, sehingga pada tanggal   yang telah berjalan 20 tahun lebih
                      1 Mei 1963 telah dapat dilaksanaan      dahulu dari era proklamasi.
                      “penyerahan pemerintahan atas
                      daerah Papua kepada pemerintah          Dalam konteks tersebut di atas,
                      Republik Indonesia”. E. J. Bonai        maka orang Papua dapat dikatakan
                      menjadi gubernur pertama Papua yang     telah mengalami dan merasakan
                      merupakan orang asli Papua.             proses terbentuknya kesadaran atau
                                                              nasionalisme ganda (Meteray 2012).
                      Namun, jelas adanya bahwa Belanda       Dalam perjalanan sejarah, kesadaran
                      masih mempunyai kepentingan atas        orang Papua untuk menemukan jati
                      daerah Papua. Tendensi tersebut         dirinya itulah yang agaknya membelah
                      terlihat pada perannya dalam            rasa kebangsaan yang dicitakan: Papua
                      mendukung terbentuknya Dewan            atau Indonesia.
                      Papua. Bukan saja kemudahan
                      yang diberikan, tetapi juga bahkan      Isu nasionalisme ganda orang Papua
                      ketua dari Dewan Papua itu sendiri      sesungguhnya merupakan “tren” yang
                      adalah orang Belanda. Belanda,          berkembang di beberapa daerah
                      baik secara langsung maupun tidak,      di Indonesia yang justru merasa                              Pengambilan sumpah Gubernur Irian Barat Elizar Bonay saat kunjungan Menlu Soebandrio ke
                      telah mendorong terbentuknya            terpinggirkan (feels of resentment)                          Kotabaru dalam rangka menerima penyerahan pemerintahan wilayah Irian Barat dari UNTEA
                      kesadaran orang Papua akan nasib        pascakemerdekaan. Kendati di satu                            kepada Indonesia
                      yang hendak mereka perjuangkan,         sisi Pemerintah Orde Baru dapat                                                                                        Sumber: Arsip Nasional RI



                   3
                                                                                                                                                                                                     3
                   34040  PAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSAAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA                                                                                   P PAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSAAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA  34141
                          P
   351   352   353   354   355   356   357   358   359   360   361