Page 358 - Papua dalam arus sejarah bangsa
P. 358
memberikan peningkatan di sektor damai bersama Indonesia, maka Van Roijen bersama Bunker lebih gerakan tersebut telah dipandang
ekonomi dengan cukup signifikan, Papua memiliki ceritanya sendiri banyak mengekor pada keinginan dari sudut yang salah, sehingga
nyatanya persoalan terkait integritas dengan terpisahnya wilayah ini sejak Indonesia untuk memiliki Papua, pada akhirnya gerakan yang semata
bangsa menjadi sorotan di sisi yang awal kemerdekaan, sehingga rasa Mofu mengkhawatirkan kemungkinan persoalan perbedaan pendapat
lain. Secara ideal, proses integrasi berbeda itu tidak dapat dengan adanya manipulasi “kekuasaan Jawa” berkembang menjadi tindakan yang
bangsa dan pembangunan kehidupan mudah dihilangkan, terutama karena terhadap Papua yang pada akhirnya dianggap separatis, makar, ataupun
berbangsa dan bernegara yang belum telah berkembangnya organisasi atau menempatkan orang Papua di posisi terasosiasi dengan OPM.
tuntas disebut-sebut sebagai penyebab kelompok masyarakat yang sejak yang tidak berguna. Mofu kemudian
dari rasa keterpinggiran tersebut. awal telah menolak untuk menjadi melihat Pembebasan Irian Barat sebagai Selanjutnya, seolah telah dapat
Namun, Taufik Abdullah (Abdullah, bagian dari Republik Indonesia, serta persimpangan jalan; merdeka dan memprediksikan kelanjutan dari
2009:466) justru menyorot faktor yang perhatian lebih Pemerintah Kolonial berdaulat atau “dijajah” Indonesia. perjuangan merebut kembali Papua,
lain, yaitu penerapan prinsip sentralisasi Belanda terhadap wilayah jajahan Begitu pula dengan Jouwe, yang pada surat Presiden Amerika Serikat J.
yang berlebihan dari rezim Orde Baru, terakhirnya di Hindia Belanda di akhirnya memunculkan mosi-mosi terkait F. Kennedy tertanggal 2 April 1962
pada masa itu di beberapa daerah, akhir masa penjajahannya (Abdullah, kemerdekaan (Drooglever 2010:601– kepada Perdana Menteri Dr. J. E.
seperti Aceh, Timor Timur, dan Papua 2009:475). Perhatian lebih tersebut 602). Mosi-mosi tersebut antara lain de Quay menyebutkan, “... Only the
Barat. Ketiganya memiliki karakteristik nampaknya tidak hanya sebatas mengenai keinginan peningkatan communists would benefit from such
yang berbeda terhadap bagaimana pada kerangka politik, ekonomi, dan sumbangan orang Papua pada conflict. If the Indonesian Army were
mereka menghadapi sentralisasi sosial-budaya, tetapi juga di bidang pertahanan, pengiriman misi diplomatik committed to all out war against The
tersebut, namun sama-sama menjadi pendidikan dengan bermunculannya ke Amerika Serikat dan Indonesia, dan Netherlands, the moderate elements
“duri dalam daging” bagi persatuan elit-elit Papua dengan kemampuan pembentukan komisi khusus terkait hak within the Army and the country would
Indonesia. intelektual Barat. Selanjutnya, Abdullah penentuan nasib sendiri. be quickly eliminated, leaving a clear
kembali berpendapat bahwa baik field for communist intervention.
Perasaaan terpinggirkan orang Papua Soekarno pada masa Trikora, maupun Gerakan Pengacau Liar (GPL) dan If Indonesia were to succumb to
(the feels of resentment) tersebut Soeharto dengan asas sentralistiknya, Gerakan Papua Merdeka (GPM) communism in these circumtances,
kemudian semakin menjadi saat sama-sama menunjukkan posisi merupakan istilah yang berkembang the whole non-communist position in
pascakejatuhan Orde Baru yang mereka sebagai patron dari sikap di kalangan TNI/Polri dalam mengacu Vietnam, Thailand, and Malaysia would
digantikan oleh Reformasi. Kebijakan berlebihan negara (Abdullah, pada gerakan-gerakan separatis be in grave peril, and as you know these
desentralisasi, serta keistimewaan 2009:517). yang marak berkembang oleh karena are areas in which we in the United
berupa otonomi khusus bagi wilayah- ketidakpuasan masyarakat Papua States have heavy commitments and
wilayah rawan disintegrasi tersebut Baldus Mofu, misalnya, sebelumnya terhadap kemerdekaannya bersama burdens.” (Numberi 2013:524).
justru mendorong keinginan untuk mendukung upaya kemerdekaan di Indonesia. Akan tetapi, Yoman
memisahkan diri. Jika Aceh dan bawah NKRI. Namun belakangan (2012:27) menyetujui opini I Made Kembali dalam konteks Perang
Timor Timur memiliki masa-masa setelah memahami bahwa kesepakatan Sukanada yang menyebutkan bahwa Dingin antara Amerika Serikat dan
34242
3 P PAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSAAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA PAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA 343APUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA 343
P