Page 104 - Tere Liye - Negeri Para Bedebah
P. 104

***


               Meski hari Sabtu, tetap banyak karyawan yang masuk kantor di

               gedung  24  lantai  itu.  Lobi,  parkiran,  lorong,  tangga  darurat,
               segera  dipenuhi  orang-orang.  Dalam  situasi  seperti  ini,  tidak
               mudah  mengenali  wajah.  Aku  melewati  dua  polisi  berpakaian
               sipil  yang  bingung  melihat  gelombang  orang  berlarian.  Mereka
               terpaksa  menyingkir.  Di  lobi  ada  beberapa  polisi  lainnya  yang
               berjaga, celingukan, memeriksa, tapi mereka tidak bisa melaku-
               kan  apa  pun  selain  justru  mengikuti  komando  evakuasi  dari
               petugas sekuriti gedung.
                 Julia memimpin jalan—aku mendengus dalam hati untuk dua
               hal. Satu, untuk jelas-jelas aku lebih tahu arah jalan dan tempat
               parkir mobilku dibanding dia, karena ini gedung perkantoranku.
               Dua, untuk sial, saat berdesak-desakan turun tadi, dengan boks
               penuh dokumen aku terjerembap. Kakiku terkilir. Tidak serius,
               tapi  cukup  menghambat  kecepatan,  membuatku  terpincang-
               pincang menerobos kerumunan.
                 ”Mana mobilmu?” Julia berseru, meningkahi keributan orang
               yang menonton, orang-orang yang sibuk mendongak, bertanya-
               tanya  di  lantai  berapa  kebakaran  terjadi.  Suara  raungan  alarm

               terdengar hingga jalan, ditingkahi suara sirene mobil pemadam
               kebakaran milik kompleks perkantoran.
                 Aku  menunjuk  area  parkiran,  meraih  kunci  di  saku,  sambil
               satu tangan mengepit boks. Mengeluh, dengan tumit kaki yang
               masih terasa ngilu, aku tidak bisa mengemudi.
                 ”Kau bisa mengemudi?” aku berseru bertanya.
                 ”Tentu saja bisa,” Julia menjawab kasar, tersinggung.
                 ”Eh, maksudku, kau bisa mengemudikan mobil ini?”

                                         102




       Isi-Negeri Bedebah.indd   102                                 7/5/2012   9:51:08 AM
   99   100   101   102   103   104   105   106   107   108   109