Page 109 - Tere Liye - Negeri Para Bedebah
P. 109
ULIA membanting setir ke kiri, menginjak rem sekuat yang
dia bisa. Mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi segera
terbanting, berdecit panjang, membuat ngilu kuping. Roda mobil
membuat bekas panjang di jalur darurat tol, hingga akhirnya
berhenti sebelum terlempar ke luar jalan. Beberapa mobil di
belakang yang kaget dengan aksi Julia menekan klakson panjang,
mengumpat dari balik jendela.
”Kau gila! Apa yang kaulakukan?” aku ikut mengumpat.
”Kau yang gila, Thom!” Julia balas berseru, napasnya ter-
sengal.
Kami baru saja belasan kilometer meninggalkan Jakarta.
Masih enam puluh kilometer lagi sebelum Waduk Jatiluhur.
Sejak dari pintu tol, Julia terus mendesakku, bertanya ke mana
persisnya tujuan kami. Sementara aku berusaha menelepon
Maggie, memastikan dia baik-baik saja atau tidak. Kesal karena
Julia terus bertanya, aku menjawab apa adanya.
”Aku tidak mau mengantarmu ke tempat persembunyian Om
107
Isi-Negeri Bedebah.indd 107 7/5/2012 9:51:08 AM