Page 395 - Tere Liye - Negeri Para Bedebah
P. 395

ritan, dapur. Tapi karena Pak Thom bilang semua harus terken-
               dali,  kemudi  saya  pegang  terus.  Saya  tidak  mengantuk,  Pak
               Thom.  Ini  justru  seru,  sudah  lama  sekali  tidak  beramai-ramai

               berlayar.”
                  ”Baik.” Aku mendengus, berpikir cepat. Pasifik sudah setengah
               jalan, boleh jadi ini lebih baik, kabur ke Singapura terlebih dulu,
               hal lain diurus belakangan. ”Dengarkan aku, Kadek, kau melaju
               dengan  kecepatan  penuh  ke  Singapura.  Jangan  hubungi  siapa
               pun,  jangan  terima  telepon  siapa  pun.  Aku  akan  menyusul  ke
               Singapura dengan pesawat terbang.”
                  ”Eh,  Pak  Thom  menyusul  segera?  Eh,  sebenarnya  ada  apa,
               Pak?”  Kadek  ragu-ragu  menyela,  mendengar  intonasi  suaraku
               yang tegang.
                  ”Jangan banyak tanya dulu, Kadek. Lakukan perintahku.”
                  ”Siap, Pak Thom.” Kadek terdengar sigap.
                  ”Nah,  kaupastikan  Om  Liem  tidak  menerima  telepon  dari
               siapa  pun  hingga  besok.  Kau  mengawasinya  terus,  bukan?  Dia
               tidak menghubungi atau dihubungi sepanjang hari?”
                  ”Tidak, Pak Thom. Setahu saya tidak ada yang menghubungi.
               Eh...”
                  ”Kau harus tiba di pelabuhan Singapura sebelum pukul enam

               pagi, Kadek. Pacu kapal secepat yang bisa mesin Pasifik lakukan.
               Aku segera menyusul.”
                  Aku sudah menutup telepon genggam sebelum Kadek bilang
               siap untuk kedua kalinya. Aku menekan tombol alamat kontak,
               mencari nama Julia. ”Kita menuju ke bandara sekarang,” seruku
               pada sopir taksi.
                  ”Bandara?” Itu pertanyaan memastikan dari sopir taksi.
                  ”Bandara?” Itu pertanyaan bingung dari Rudi.

                                          393




       Isi-Negeri Bedebah.indd   393                                 7/5/2012   9:51:15 AM
   390   391   392   393   394   395   396   397   398   399   400