Page 397 - Tere Liye - Negeri Para Bedebah
P. 397

”Eh,  kau  hati-hati,  Thom.  Setidaknya  kau  harus  mendengar
               dan  melihat  sendiri  hasil  semua  skenario  hebat  itu.  Aku  me-
               masang  taruhan,  Bank  Semesta  akan  diselamatkan.  Delapan

               banding  dua,  wartawan  lain  lebih  banyak  bilang  tidak  dengan
               reputasi  Ibu  Menteri,  lobi  depan  gedung  kementerian  ramai
               sekali malam ini, seperti sedang menonton siaran langsung sepak
               bola.”
                  ”Iya,  terima  kasih,  Julia.”  Aku  buru-buru  menutup  telepon,
               mengabaikan  antusiasme  suara  Julia—membiarkan  di  seberang
               sana Julia berseru mengkal dengan wajah memerah.
                  Taksi sudah meluncur menaiki ramp tol bandara.
                  ”Ada apa?” Rudi menyikut lenganku, nyaris sepuluh menit dia
               diabaikan.  Wajah  lelahnya  sudah  pergi,  berganti  wajah  siaga,
               seperti siap meninju siapa pun.
                  ”Tidak  bisa  kujelaskan  sekarang,  Rud.”  Aku  menggeleng.
               ”Sekali ini benar-benar terlalu personal.”
                  ”Ayolah.” Rudi menyengir, tertawa. ”Kita teman baik, bukan?
               Aku bisa membantu.”
                  ”Tentu  kau  bisa  membantu,  dan  kau  selalu  membantuku.
               Tetapi ini urusan keluarga, Rud. Bukan lagi soal menyelamatkan
               Bank Semesta.” Aku menggeleng sekali lagi. ”Kau sudah memban-

               tu banyak dengan menemaniku ke Denpasar, membantu lolos dari
               mereka. Kali ini, biar aku yang menyelesaikannya sendirian.”
                  Rudi diam, menyelidik.
                  ”Besok  siang,  jika  keputusan  komite  adalah  menyelamatkan
               Bank Semesta, seperti janjiku, aku akan membayar lunas semua
               bantuanmu, lengkap dengan bunga-bunganya. Itu janji petarung,
               kau tahu persis nilainya. Posisi, martabat, kariermu sebagai polisi
               akan  pulih.”  Aku  menepuk  lengan  Rudi  penuh  penghargaan.

                                          395




       Isi-Negeri Bedebah.indd   395                                 7/5/2012   9:51:15 AM
   392   393   394   395   396   397   398   399   400   401   402