Page 400 - Tere Liye - Negeri Para Bedebah
P. 400

”
                   ELAMAT pagi, Koh,” letnan polisi muda itu menyapa Papa.
               Aku tahu siapa dia, sering diundang dalam acara pesta-pesta Papa.
               Dia datang ditemani salah satu pejabat muda kejaksaan kota kami.
               Aku juga kenal, namanya Tunga, juga kolega dekat Papa dan Om
               Liem.
                 ”Situasinya sepertinya memburuk, Koh?” Tunga tersenyum.
                 Papa mengangguk, mengembuskan napas panjang.
                 ”Kau tidak perlu cemas.” Opa mengelus rambutku. ”Setidaknya

               dengan ada petugas, massa tidak akan bertindak nekat. Om Liem
               kau akan segera membawa kabar baik.”
                 Aku mengangguk.
                 ”Kau tidak jadi mengantar botol susu?” Opa mengingatkan.
                 Aku menepuk jidat, segera berlari kecil ke belakang. Mama sem-
               pat membantuku menaikkan botol susu ke atas keranjang sepeda.
               ”Hati-hati.”  Dan  entah  kenapa  Mama  sempat  mencium  dahiku.
               Tersenyum  lembut.  Aku  menyengir,  segera  mengayuh,  menerobos

                                         398




       Isi-Negeri Bedebah.indd   398                                 7/5/2012   9:51:15 AM
   395   396   397   398   399   400   401   402   403   404   405