Page 87 - Tere Liye - Negeri Para Bedebah
P. 87
Gerakan tangan mereka terhenti.
”Astaga? Kau tidak sedang bergurau, Thom?” Salah satu
kepala editor media online menepuk dahi. ”Maksudku, walaupun
kita sudah lama mendengar Bank Semesta masuk ruang gawat
darurat bank sentral, berada dalam pengawasan ketat, kabar ini
tetap mengejutkan.”
”Aku tidak bergurau. Sumberku valid. Seratus persen yakin.
Sama dengan seratus persen aku yakin bahwa itu keputusan
yang salah. Sama dengan seratus persen aku akan menjadi orang
pertama yang menentangnya.” Kalimatku terdengar datar, dengan
intonasi terjaga. ”Dalam situasi kacau-balau dunia, krisis sub-
prime mortgage, institusi keuangan kolaps di mana-mana, me-
nutup Bank Semesta sama saja membawa mimpi buruk itu de-
ngan pesawat VIP tercepat ke negeri ini. Satu saja bank atau
lembaga keuangan kita ditutup, maka bagai barisan kartu domi-
no, yang lain pasti menyusul roboh. Ini jelas bahaya dampak
sistemis.”
Akulah orang pertama yang menyebut dua kata ajaib itu:
dampak sistemis. Dua kata yang akhirnya memenuhi langit-
langit perdebatan negeri ini berbulan-bulan ke depan, bahkan
dalam toilet gedung anggota dewan sekalipun.
***
”Lehman Brothers rugi hingga 3,9 miliar dolar sebelum meng-
umumkan pailit 15 September. Belum habis kabar mengejutkan
itu dibahas di media massa, institusi keuangan Amerika lainnya
menyusul. Merril Lynch tumbang, Citigroup, Fannie Mae &
Freddie Mac mengalami kesulitan keuangan, bahkan AIG, grup
85
Isi-Negeri Bedebah.indd 85 7/5/2012 9:51:08 AM