Page 90 - Tere Liye - Negeri Para Bedebah
P. 90
sorotan publik seluruh Inggris. Antrean panjang nasabah yang
bergegas mengambil uangnya di bank ini menjadi tontonan
buruk semua pemirsa televisi. Penduduk Inggris panik. Untuk
pertama kalinya dalam 140 tahun terakhir, perbankan Inggris
kacau-balau. Bank of England, bank sentral Inggris akhirnya
menasionalisasi NRB, setelah berbagai pinjaman darurat tidak
membantu. Mereka juga terpaksa melakukan rekapitalisasi di
banyak bank swasta lainnya untuk menghentikan kartu domino
yang terus roboh tidak terkendali.
”Kita tidak membicarakan kecil atau besar, Julia. Bank yang
terletak di pelosok dunia atau di tengah gegap gempita keuang-
an, sama saja. Kita membicarakan kepanikan, dampak sistemis
dalam sistem perekonomian terbuka, membicarakan sektor yang
sangat rentan terhadap berita buruk. Kalian wartawan ekonomi,
bukan? Coba lihat pasar SUN, Surat Utang Negara kita. Yield
SUN naik tajam beberapa bulan terakhir, naik hampir 7 persen,
padahal setiap kenaikan 1 persen itu berarti beban biaya bunga
tambahan sebesar 1,4 triliun dalam APBN. CDS, credit default
swap negara kita juga melonjak tinggi, itu berarti pasar dunia
menilai country risk Indonesia tinggi. Belum lagi cadangan devisa
turun dua digit persentase dan rupiah menyentuh level 12.000.
Astaga, siapa bilang krisis dunia tidak memengaruhi kita? Tem-
porer? Kita bisa bertahan? Aku tidak yakin. Kita membutuhkan
semua energi untuk segera keluar dari pengaruh buruk ini, atau
kejadian tahun 1998 kembali terulang.”
”Aku setuju soal data-data itu,” Julia kembali menyela. Dia
jelas gadis yang tidak mudah menyerah. Julia menunjukkan iPad
miliknya—yang pastilah berisi laporan mutakhir perekonomian
nasional. ”Hanya saja dalam kasus ini, Bank Semesta layak
88
Isi-Negeri Bedebah.indd 88 7/5/2012 9:51:08 AM