Page 83 - Tere Liye - Negeri Para Bedebah
P. 83

habiskan  uang  banyak  itu.  Kami  akan  membeli  kapal-kapal,
               membangun relasi dengan penguasa, petugas, militer yang lebih
               tinggi,  juga  mengajak  berkongsi  dengan  kalian.  Kami  butuh

               uang. Kalian berikan 100 perak hari ini, setahun kemudian akan
               kami gandakan jadi 150. Kami juga akan membayar bunga uang
               arisan dari kalian setiap bulan.
                  ”Bukan hanya itu. Setiap kali kalian berhasil mengajak orang
               lain  bergabung,  kalian  akan  mendapatkan  bonus  tambahan.
               Semakin  banyak  rantai  yang  terlibat  dalam  arisan  ini,  semakin
               besar bonus kalian.”
                  Maka, dengan iming-iming uang tumbuh itu, ditambah bonus
               mengajak  orang  lain,  hari  berikutnya,  belasan  orang  datang
               mendengarkan Om Liem.
                  Sebulan kemudian, bahkan banyak yang tidak aku kenali lagi.
               Ruang  tamu  keluarga  kami  kehabisan  kursi.  Dan  setahun  ber-
               lalu,  sudah  hampir  empat  ratus  anggota  arisan  itu.  Membawa
               uang  mulai  dari  receh  saja  sampai  menyerahkan  seluruh
               tabungan  mereka.  Mulai  dari  masyarakat  biasa,  tetangga  kiri-
               kanan, hingga pejabat dan pengusaha dari luar kota.
                  Cara  baru  Om  Liem  berhasil,  dan  bisnis  perdagangan  ke-
               luarga melesat cepat. Papa Edward dan Opa bahkan lupa pernah

               menentangnya. Dua gudang baru dibeli di dekat pelabuhan. Tiga
               kapal besar melego jangkar setiap minggu. Truk besar pun hilir-
               mudik.  Perhitungan  Om  Liem  tepat,  bisnis  kami  tumbuh,  ada
               banyak orang kaya baru di negeri ini yang hendak membangun
               rumah-rumah  besar,  memenuhi  rumah-rumah  mereka,  belanja
               apa saja.
                  Waktu  itu  umurku  sepuluh  tahun.  Opa  masih  asyik  belajar
               meniup klarinet di beranda rumah. Papa Edward dan Om Liem

                                           81




       Isi-Negeri Bedebah.indd   81                                  7/5/2012   9:51:08 AM
   78   79   80   81   82   83   84   85   86   87   88