Page 524 - BUKU SEJARAH BERITA PROKLAMASI
P. 524
Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Berkonspirasi dengan NICA, pimpinan Raymond Westerling menghalau
dan menindas gerakan pro-republik, dalam pembunuhan massal di
Bantaeng dan beberapa wilayah Sulawesi yang terkenal sebagai
peristiwa pembantaian korban 40.000 jiwa 1946–1947.
Di Wilayah Sulawesi Tenggara, pada tnggal 13 September 1945,
mata-mata Tentara NICA melancarkan isu pemecah belah dalam
perjuangan, antara lain Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945
hanya untuk di Pulau Jawa (tidak masuk di luar Pulau Jawa). Barisan
PETA/API bergerak pada malam Jumat pukul 01.00 menyadarkan atau
menahan orang-orang yang dicurigai anti-Repubik Indonesia. Pada 14
September 1945, barisan PETA/API membentuk Barisan PI (Polisi
Istimewa) dipimpin Abdul Kadir dibantu Usman Efendi (Keduanya Bekas
Anggota Kempe Tai atau Polisi Meliter Angkatan Darat Tentara
59
Jepang).
Kedatangan pasukan Sekutu (Australia) dan membawa NICA
pada awal Nopember 1945, yang disambut baik oleh Raja Tua Poso
bernama W.L. Talasa, sehingga Raja Tua tidak mengizinkan pemuda-
pemuda melakukan perlawanan di Poso, maka para pemuda PNI
pimpinan Sidik Utina dan Yakob Lamadjuda menyerahkan senjatanya
sebelum bertempur.
60
Di Donggala sebelum tentara NICA mendarat terbentuklah PIM
(Pemuda Indonesia Merdeka). Pemimpin PIM antara lain M.A. Pettalolo,
Ladising, Usman Monoarfa, dan M. Amu. Tokoh utamanya adalah Alwi
Mohammad. Akan tetapi, dengan tidak disangka di saat mereka sedang
menyusun kekuatan untuk mengadakan pertahanan sebelum NICA
mendarat, tiba-tiba muncul beberapa tokoh yang belum menginginkan
kemerdekaan dan bekerja sama dengan bekas KNIL.
Pemuda PIM dan pemuda pro-republik Indonesia ditangkap
serta rumah penduduk yang dicurigai digeledah untuk mencari
dokumen. Tindakan liar ini dilakukan pemuda bekas KNIL yang tidak
menginginkan kemerdekaan. PIM yang bekerja sama dengan Pemuda
dari Mandar dipimpinan Andi Gani dan Jusuf, menyerbu Asrama Polisi
di Donggala, menurunkan bendera Belanda dan menggantikannya
dengan Merah Putih. Sementara dari Poso instruksi Gubernur Dr.
512