Page 525 - BUKU SEJARAH BERITA PROKLAMASI
P. 525
Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
G.S.S.J. Ratulangie berupa: (1) Teks Prokiamasi Kemerdekaan 17
Agustus 1945, (2) Surat anjuran mempertahankan kemerdekan bangsa
dan tanah air yang telah diproklamirkan, dan (3) Surat keputusan
Kompereni raja-raja se Sulawesi Selatan yang menyatakan tidak ingin
dijajah lagi.
Berita tersebut juga disebarluaskan ke Luwuk Banggai dengan
mengutus Abdul Muis, M. Nasir pada awal November 1945. Waktu itu
Raja Banggai S.A. Amir baru saja menerima kekuasaan pemerintanan
NICA yang dipercayakan kepadanya. Ketika diperlihatkan ketiga surat
dari Gubernur Sulawesi kepadanya, raja SA. Amir, merasa bingung dan
bimbang. Permintaan untuk mengadakan pertemuan dengan pemuda
Gerakan Merah putih yang pernah berjuang bersamanya di tahun 1942,
dihindarinya dengan meninggalkan Luwuk menuju Kampung Kintom
dan mengajukan adiknya Sulaeman Amir sebagai wakil.
Pertemuan di rumah Sulaeman Amir pada tanggal 5 November
1945. Pembicaraan focus pada sikap peimerintah kerajaan terhadap isi
surat tersebut. Akan tetapi, tanggapan pihak pemerintah kerajaan
mengecewakan dengan mengemukakan alasan-alasan: (1) Raja Banggai
diangkat dan diambil sumpahnya secara tradisionil oleh 4 orang kepala
kampung atau disebut Basalo Sangkap, sedangkan mereka belum
pernah dihubungi, (2) Telah beberapa kali terjadi perubahan
pemerintahan, sehingga menyulitkan administrasi kerajaan Banggai, dan
yang memikul tanggungjawab adalah Swapraja.
Mendengar itu maka, A.R. Lanasir kemudian menjawab: bahwa
kalau memang begitu seharusnya prosedur yang ditempuh, mengapa
menerima NICA tanpa lebih dahulu mendapatkan persetujuan dari
Basalo Sangkap? Karena sikap pemerintah kerajaan demikian, maka
Lamuis Lanasir, A.R. Lanasir dan TS. Bullah meninggalkan pertemuan
dan menuju ke Pagimana dan Bunta seterusnya Lamuis Lanasir kembali
61
ke Poso.
Sejak 11 Januari 1946 seluruh wilayah Keresidenan Manado
telah diduduki NICA. Administrasi dan personalia dikembalikan pada
status yang lama sebelum perang dunia II. Rehabilitasi dan prioritas
diberikan kepada pegawai-pegawai yang setia kepada Belanda. Rakyat
513