Page 519 - BUKU SEJARAH BERITA PROKLAMASI
P. 519
Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
hulubalang besar ED. Johannes dan para hulubalang dengan kota serta
kecamatan, yakni untuk kota besar Manado John Rahasia.
Dalam tindakan Heroik di Sulawesi Utara tanggal 14 Februari
1946, para pemuda Indonesia anggota KNIL tergabung dalam Pasuka
Pemuda Indonesia (PPI) mengadakan gerakan Tangsi Putih dan Tangsi
Hitam di Teling Manado. Mereka membebaskan tawanan yang
mendukung Republik Indonesia antara lain Taulu, Wuisan, Sumanti, G.A
Maengkom, Kusno Dhanupojo, G.E. Duhan, juga menahan Komandan
Garnisun Menado dan semua pasukan Belanda di Teling dan Penjara
Manado. Diawali peristiwa tersebut para pemuda menguasai markas
Belanda di Tomohon dan Tordano. Berita dan perebutan kekuasaan
tersebut dikirim ke Pemerintah Pusat di Yogyakarta dan mengeluarkan
maklumat no 1 yang ditandatangi oleh Ch.Ch.Taulu. Pemerintah sipil
dibentuk tanggal 16 Februari 1946 sebagai rasiden dipilih B.W. Lapian.
Peristiwa Merah Putih terjadi tanggal 14 Februari 1946 di
Manado. Para pemuda tergabung dalam pasukan KNIL Kompeni VII
bersama lasykar rakyat dari barisan pejuang melakukan perebutan
kekuasaan pemerintahan di Manado, Tomohon, dan Minahasa. Sekitar
600 orang pasukan dan pejabat Belanda berhasil ditahan. Pada tanggal
16 Februari 1946 mereka mengeluarkan surat selebaran yang
menyatakan bahwa kekuasaan di seluruh Manado telah berada di
tangan bangsa Indonesia. Untuk memperkuat kedudukan Republik
Indonesia, para pemimpin dan pemuda menyusun pasukan keamanan
dengan nama Pasukan Pemuda Indonesia yang dipimpin oleh Mayor
Waisan. Bendera Merah putih dikibarkan di seluruh pelosok Minahasa
hampir selama satu bulan, yaitu sejak tanggal 14 Februari 1946. Pada
malam hari tanggal 22 Pebruari 1946 bertempat di halaman rumah
bekas Hukum-Besar Supit diadakan resepsi dan Pesta Rakyat untuk para
pembesar yang baru tiba di Tondano dari Manado.
Di Gorontalo, setelah Jepang menyerah, mereka masih tetap
menghormati Nani Wartabone sebagai pemimpin Rakyat Gorontalo. Ini
terbukti dengan penyerahan pemerintahan dari Jepang kepada Nani
Wartabone pada tanggal 16 Agustus 1945. Sejak hari itu Sang Saka
Merah Putih kembali berkibar di Gorontalo setelah diturunkan Jepang
sejak 6 Juni 1942, karena pada tanggal 23 Januari 1942, Rakyat
Gorontalo telah mengumumkan Kemerdekaan dan mengibarkan
bendera Merah Putih. Anehnya, setelah penyerahan kekuasaan dari
Jepang, Nani Wartabone dan Rakyat Gorontalo belum mengetahui telah
507