Page 516 - BUKU SEJARAH BERITA PROKLAMASI
P. 516
Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Bruder, dan Suster yang tetap menjalankan tugas-tugas mereka dalam
bidang paroki, sekolah dan perawatan.
Berkenan dengan peralihan kekuasaan ini, maka media yang
maha penting, yaitu dinas penerangan yang sebelumnya dibina oleh
NICA, berupa R.V.D., percetakan pemerintah dan siaran radio, dikuasai
oleh pemerintah Nasional dan pimpinannya diserahkan kepada Wolter
Saerang, dibantu oleh Jo Jocom, keduanya wartawan nasionalis.
Tujuan utama dari pada peristiwa perebutan kekuasaan ini ialah
turut dalam revolusi kemerdekaan Indonesia yang sedang berkobar di
seluruh tanah air dan berpusat di Yogyakarta. Kaum perintis nasional
yang tidak banyak itu harus menyerahkan obor perjuangan kepada
barisan pemuda yang akan dijuluki kemudian Angkatakn 45. Itulah
sebabnya pembinaan jiwa pemuda yang bersifat menyeluruh di daerah
ini harus dijalankan segera melalui media penerangan dan propaganda.
Surat kabar dan selebara-selebaran menggunakan kesempatan untuk
menananamkan dan menjelaskan tentang maksud perebutan
kekuasaan ini. Bahwa darah dan rakyat disini adalah bagian dari wilayah
Republik Indonesia dengan pusat pemerintahan di Yogyakarta. Siaran-
siaran kepada dunia luar, khususnya kepada pemerintah RI tentang
coup d’etat di Manado sebagai pernyataan partisipasi dalam revolusi
kemerdekaan di Jawa telah dilakuakan secara broadcasting oleh Dinas
Telegraf Tentara. Berita telah diterima kemudian dari Markonis Kapal
Patroli Australia S.S. Luna, bahwa radio-radio Sanfransisco dan
Meulbourne telah mengetahui tentang peristiwa merah-putih di
Sulawesi Utara itu dan telah menyiarkan ke seluruh dunia. Jelaslah
bahwa berita ini telah menggemparkan pihak Sekutu, terutama
pimpinannya di Makassar, yang dipegang oleh Brigjend Thornton.
Soekarno melalui Radio Yogyakarta telah mengakui perjuangan rakyat di
Sulawesi Utara dan merasa bangga atas saham dan bakti rakyat ini
dalam memenangkan revolusi kemerdekaan Indonesia.
Pada tanggal 16 Februari 1946 bertempat di Gedung Minahasa
Raad Manado diadakan suatu rapat penting yang dihadiri oleh
pimpinan militer, polisi dan sipil bersama pimpinan pemuda BPNI/PIN.
Dalam rapat itu diumumkan keputusan bahwa KNIL dihapus dan
selanjutnya menjadi Tentara Republik Indonesia Sulawesi Utara (TRISU).
Pasukan ini akan berada di bawah komando Letkol Ch.Ch Taulu dengan
stafnya Mayor S.D. Wuisan, Kapten H.V. Nelwan dan Kapten F. Bisman.
Sedangkan Kaseger (yang tidak menyetujui perebutan kekuasaan KNIL
ini) dimasukan juga dalam Staf Komando dengan diberi Pangkat Mayor.
504