Page 513 - BUKU SEJARAH BERITA PROKLAMASI
P. 513
Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Juga turut dalam perundingan ialah P.M. Tangkilisan, Ticoalu dan Dr.
Tumbelaka. Pimpinan KNIL sudah dapat menduga bahwa suasana di
kalangan tentara bangsa Indonesia bisa meletus menjadi suatu
pemberontakan. Biang keladinya sedang dicurigai, sehingga rumah S.D.
Wuisan diintai. Pada tanggal 9 Pebruari 1945 jam 17.00 petang
suasana di Teling makin tegang dan akhirnya Ch. Ch. Taulu dan S.D.
Wuisan ditangkap dan dijebloskan ke dalam tahanan. Di samping itu
diambil tindakan pengamanan terhadap Kompi VII dengan menarik
semua peluru yang ada pada pasukan. Dengan demikian pimpinan KNIL
sudah merasa agak lega dan tidak perlu khawatir akan terjadi sesuatu
keonaran pada hari-hari berikut. Tetapi juga tindakan-tindakan Belanda
ini telah diperhitungkan, maka sesuai rencana permulaan aksi
dipercepat satu jam, jelasnya menjadi jam 01.00 tengah malam
menjelang 14 Februari 1946.
Komandan Garnisun Manado Kapitein Blom yang berdiam di
Sario dibangunkan oleh ajudannya dengan kata-kata: Kapten diminta
datang ke Teling karena keadaan agak berbahaya. Letnan Ver Waayen
mendesak supaya segera datang. Juga ditegaskan oleh ajudannya
bahwa pengawal-pengawalnya sudah siap menunggu di luar dengan
sebuah Jeep bahwa perjalanan aman dan penjagaan cukup kuat. Di
sepanjang jalan dari Sario menuju ke Teling (melalui jalan yang
dinamakan sekarang ‖jalan 14 Februari‖). Kapten Blom dapat
menyaksikan sendiri bahwa pos-pos melakukan kewajiban mereka
dengan baik. Tiba di Markas Teling, penjaga pos memberi hormat, Piket
datang menjmput dengan sikap-hormat, kemudian minta kepada
Perwira Belanda supaya senjatanya diserahkan. Pengawal-pengawalnya
mengawasi pelaksanaan permintaan piket itu. Barulah Kapten itu sadar
bahwa ia sudah terjebak, tetapi mengikuti printah untuk masuk di
tempat tahanan, di mana Letnan Ver Waayen, wakilnya sudah ada lebih
dahulu setelah ia ditangkap oleh pengawalnya sendiri.
Sewaktu aksi penangkapan sedang berjalan, maka pada jam
04:00 bertempat di Markas Tentara Bukit Teling, Wangko Sumanti
mengambil bendera belanda yang disimpan di Pos Penjagaan, merobek
warna birunya dan bersama teman-temannya menaikkan bendera yang
menjadi dwi-warna di tiang bendera Tangsi Teling, para pemuda lainnya
juga mengikuti tindakan itu, sehingga di sana sini tampak merah putih
berkibar
47
501