Page 518 - BUKU SEJARAH BERITA PROKLAMASI
P. 518

Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia


                keuangan  hanya  mampu  sampai  tiga  bulan,  jika  diingat  bahwa
                pensiunan KNIL sudah berjumlah 20.000 orang.
                        Demikian pula mengenai perbekalan, khususnya beras yang bagi
                pasukan-pasukan  tentara  hanya  cukup  untuk  beberapa  minggu  saja.
                Masalah  ini  penting  dan  menentukan,  sehingga  pemimpin
                pemerintahan harus mencari jalan keluar, perlunya bentuan dari daerah-
                daerah  lain.  Namun  demikian  PPI  melihat  perampasan  kekuasaan  dari
                NICA itu dari segi lain, yaitu segi perjuangan dan revolusi  kemerdekaan,
                yang terang membawa konsekwensi semacam ini.

                        Program PPI ialah supaya kepada 15.000 anggotanya diberikan
                latihan militer/tempur dan dipersenjatai. Persediaan cukup banyak dari
                persenjataan  yang  diserahkan  oleh  tentara  Jepang  kepada  Sekutu.
                Tuntutan  PPI  ini  mutlak,  karena  NICA  dan  Sekutu  tidak  akan
                membiarkan  tanggungjawab  dan  tugas  pengawasan  mereka  atas
                Sulawesi  Utara  ini  dicopot  begitu  saja  oleh  anggota  KNIL  yang
                memberontak, oleh karena itu sedang menyiapkan diri untuk merebut
                kembali kekuasaan ini.

                        Latihan-latihan militer diberikan oleh para Instruktur dari Teling
                kepada  PPI  di  Manado  dan  Tondano  dengan  mulai  menggunakan
                senjata,  sedang  pemuda-pemuda  PPI  di  tempat-tempat  lainnya  dilatih
                dengan kayu dan bambu oleh pelatih-pelatih setempat. Pada umumnya
                pemuda-pemuda sudah tahu memakai senjata karena sebagian mereka
                adalah  bekas  Tentara  Heiho,  Tokubets-Tai  dan  sebagainya.  Pemuda-
                pemuda pelajar dari SMRK Kebangsaan di Tondano, dimobilisir menjadi
                pasukan  pertahanan,  sehingga  mata  pelajaran  diganti  dengan  latihan
                baris-berbaris, memanggul senjata, dan lain-lain.
                        Seminggu sesudah perebutan kekuasaan dari NICA di Manado,
                maka  pemerintah  nasional  di  bawah  pimpinan  Residen  Lapian
                mengumumkan secara resmi bahwa daerah Sulawesi Utara dan Tengah,
                bekas  wilayah  Keresidenan  Manado,  berada  di  bawah  kekuasaan
                pemerintah RI. Peristiwa ini dirayakan dalam suatu upacara resmi pada
                tanggal 22 Februari 1946 di Lapangan Tikala.  Pada 16 Februari 1946
                                                            50
                berlangsung sidang darurat Dewan Minahasa di Manado menetapkan
                sesuai  rencana  semula  Kepala  Distrik  Manado,  BW  Lapian  sebagai
                Kepala Pemerintah Merah-Putih Merdeka. Selanjutnya barisan pemuda
                PPI  dipercayakan  memelihara  keamanan  di  seluruh  wilayah  di  bawah





                506
   513   514   515   516   517   518   519   520   521   522   523