Page 510 - BUKU SEJARAH BERITA PROKLAMASI
P. 510

Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia


                        Satu  pelaton  anggota  penyelidik  yang  dipimpin  Andi  Punna
                memburu Letnan John van Boon dan memberitakan pos-pos penjagaan
                API sektor distrik Rate-rate.  Pada tanggal 22 November 1945,  barisan
                API  yang ada di distrik Rate-rate (Abdul Hamid dkk), pos kampung Poli-
                Polia Ladongi,  menyergap Letnan John van Boon bersama senjatanya.
                Letnan  John  van  Boon  menampakkan  dirinya,  ia  menyangka  sudah
                masuk  Daerah  Kendari.  Letnan  John  van  Boon  kemudian  dibawa  ke
                Kolaka dan dimasukkan dalam Penjara Kolaka.
                        Di  Sulawesi  Tengah,  pada  tanggal  25  Agustus  1945  utusan
                Gubernur Sulawesi bernama Hajarati datang dari Makassar  tiba di Poso
                untuk  membentuk  pemerintahan  sipil  di  Poso  di  mana  W.  L.  Talasa
                diangkat sebagai Kepala Pemerintah di Poso. Untuk menghubungi raja-
                raja di wilayah Donggala-Palu dikirim R.G. Datu Pamusu dan ke Luwuk
                dikirim  Abdul  Muis  Lanasir  untuk  menemui  Raja  Banggai.  Keduanya
                membawa  dokumen  dari  Gubernur  Sulawesi  Dr.  G.S.S.J.  Ratulangie.
                Juga  dibentuk  PNI  (Pemuda  Nasional  Indonesia)  dipimpin  Sidik  Utina
                dan  Jakob  Lamadjuda.  Mengenai  perjuangan  di  Poso  menurut  Abdul
                Latief  Mangitung  adalah  sebagai  berikut:  Pada  waktu  itu  pemuda
                dipersenjatai dari hasil pencurian senjata Jepang karena sejak pasukan
                Jepang yang ada di poso mengetahui kekalahannya pada sekutu, maka
                mereka melepaskan dan menumpuk begitu saja senjatanya  di gudang
                untuk diserahkan apabila tentara sekutu datang.
                        Secara  terang-terangan  Jepang  tidak  mau  menyerahkan
                senjatanya  kepada  para  pemuda,  tapi  apabila  senjata  itu  dicuri  maka
                Jepang membiarkan. Pada awal bulan Nopember 1945 datang di Poso
                utusan  dari  PRI  (Pemuda  Republik  Indonesia)  Palopo,  M.  Landau
                bersama  2  (dua)  orang  kawannya  Umar  Abdullah  dan  Nur  Apala
                                                             44
                dengan tujuan membentuk cabang PRI di Poso.
                        Terbentuklah Cabang PRI Poso yang dipimpin oleh Abdul Latief
                Mangitung,    akan  tetapi  pada  awal  Nopember  1945,  datanglah
                pasukan tentara Sekutu  (Australia) dan membawa NICA yang disambut
                baik  oleh  Raja  Tua  Poso  bernama  W.L.  Talasa.  Karena  raja  tua  tak
                mengizinkan  pemuda-pemuda  melakukan  perlawanan  di  Poso,  maka
                para  pemuda  PNI  pimpinan  Sidik  Utina  dan  Yakob  Lamadjuda
                menyerahkan senjatanya sebelum bertempur.
                        Utusan  M.  Landau  dari  PRI  Palopo  melihat  setuasi  ini,
                selanjutnya dengan cepat kembali ke Palopo untuk melaporkan setuasi
                di Poso melalui Tentena  dengan dikawal satu regu kesatuaan  Lasykar




                498
   505   506   507   508   509   510   511   512   513   514   515