Page 505 - BUKU SEJARAH BERITA PROKLAMASI
P. 505

Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia


                17  September  1954  diiringi  lagu  Indonesia  Raya,  dipimpin  oleh  Andi
                Kasim  Petor  (Kepala  Pemerintahan)  Kolaka,  didampingi  oleh  anggota
                Swapraja,  yaitu  Sulewatang  Indumo,  Bokeo  Puwatu,  Guru  Kapitan,
                Sapati Baso Umar Daeng Marakka, selanjutnya mengumumkan bahwa
                Kolaka  dan  sekitarnya  adalah  bagian  dari  wilayah  Republik  Indonesia.
                Pengibaran  bendera  Merah  Putih  oleh  Kepala  Pemerintahan  di  Kolaka
                (Andi  Kasim)  dihadiri  dan  disaksikan  Pula  oleh  Kabasima  Taico
                Komandan Tentara Jepang di Pomalaa.
                        Pengibaran  Merah  Putih  di  Lasusua  pada  tanggal  5  Oktober
                4945 dihadiri oleh Kepala Distrik Patampanua dan beberapa pimpinan
                Pemuda  Republik  Indonesia  dari  Luwu.  Di  Wawotobi  kota  kedua
                terbesar di wilayah Kerajaan Laiwoi  dan tempat kediaman Raja II Laiwoi
                bendera  Merah  Putih  dikibarkan  pada  Akhir  Oktober  1945  oleh  para
                pemuda setempat atas dorongan utusan Pemuda Kolaka dan Pemuda
                Luwu  yang  saat  itu  berkunjung  ke  sana.  Pengibaran  bendera  merah
                putih  dilakukan  pula  di  Bupinang  pada  akhir  November  1945  atas
                dorongan  Pemuda  Kolaka/Luwu  dihadiri  oleh  Kepala  Distrik  (Gunco)
                setempat.
                        Sebagai salah satu bentuk semangat juang rakyat Kolaka, maka
                pada  tanggal  29  Agustus  1945  pemuda  Kolaka  terdiri  atas  19  orang
                melakukan  sumpah  setia  terhadap  proklamasi  kemerdekaan  dengan
                keris  terhunus  dan  dengan  menggoreskan  tanda  tangan  darah  pada
                bendera  merah  putih  bertempat  di  rumah  Andi  Kamaruddin  (di  tepi
                sungai Kampung Sakuli). Mereka membaca Al-Qur’an Surat Al-Fatihah
                dan  masing-masing  berikrar/berjanji:  sekali  merdeka  tetap  merdeka;
                merdeka atau mati; merah putih tidak diturunkan sebelum melangkahi
                mayatku;  segalanya  kukorbankan  untuk  kemerdekaan  bangsaku;  maju
                mati mundur mati, lebih baik maju mati; tidak ada kemerdekaan tanpa
                pengorbanan; saya sedia gugur untuk bangsaku.
                        Dari  Kolaka  sinar  perjuangan  kemerdekaan  memancar  ke
                sekitamya  sampai  ke  Kendari  dan  Bupinang  yang  masuk  dalam
                kesultanan  Buton.  Utusan  Pemuda  Kolaka  bersama  Pemuda  Luwu
                merangsang  semangat  terpendam  dari  Pemuda  Wawotobi  untuk
                membela  kemerdekaan.  Pemuda  kota  Kendari  dan  sekitamya  cukup
                berusaha  dan  berambisi,  tetapi  gagal  dalam  mewujudkan  suatu
                organisasi  perjuangan  sehingga  kegiatannya  terselubung,  walaupun
                terbentuk semacam organisasi pemuda dengan pimpinan Makmun Dg.




                                                                                 493
   500   501   502   503   504   505   506   507   508   509   510