Page 502 - BUKU SEJARAH BERITA PROKLAMASI
P. 502
Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
muncul pemuda militan seperti Wolter Mongisidi, Rivai Paerai dan
37
sejumlah tokoh pejuang yang menentang kekuasaan NICA.
Pertengahan bulan Oktober 1945, Raja-raja di Sulawesi Selatan
mengadakan Konferensi di Watampone yang diprakarsai Andi Djemma
(Datu Luwu ) bersama Raja Bone Andi Mappanjukki, untuk
mempersatukan pendirian para raja-raja di Sulawesi agar tetap di
belakang Proklamasi RI. Melalui telpon, maka Andi Abdullah Bau
Massepe dari Pare-pare menyatakan mendukung Konferensi, yang tidak
dapat dihadiri karena kesibukan dalam perjuangan. Konferensi ini
sebagai gerakan tandngan atas gerakan yang sama oleh NICA di
Makassar yang mengundang Raja-raja Sulawesi Selatan untuk
mengadakan Konferensi Kopromi yang disampaikan Komondan
Brigadier General Iwan Dougherty di Makassar dan disaksikan
komandan NICA Mayor Wegner.
38
Kuatnya upaya Raja Bone menyatukan pandangan para raja di
Sulawesi nampak dari adanya tiga kali pertemuan raja-raja terkemuka
dari Sulawesi di Watampone yang terakhir dalam bulan November
1945. Pernyataan Raja Bone Andi Mappanyukki bahwa Bone berdiri
sepenuhnya di belakang RI dalam keadaan bagaimanapun, menggugah
pemuda pemuda membentuk kekuatan bersenjata dan selanjutnya para
pemuda se-Sulawesi mengadakan Konferensi di Sengkang pada tanggal
12 Oktober 1945. Sebagai tindak lanjutnya, maka pada tanggal 19
Oktober 1945 di Watampone didirikan PTB (Pengawal Tana Bone), dan
pada tanggal 20 Oktober 1945 dilakukan pengibaran bendera Merah
Putih di kantor-kantor.
Di wilayah Kerjaan luwu, segera setelah memperoleh kepastian
berita Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, maka pada
pertengahan bulan September 1945, Andi Maradang mengubah Adat
Luwu atau susunan pemangku pemerintahan Kerajaan Luwu
disesuaikan dengan suasana kemerdekaan. Mereka yang kurang
sepaham diganti atau mengundurkan diri.
39
Adat Luwu yang telah tersusun itu dinilai sebagai Kabinet
Revolusi Kemerdekaan RI, maka Datu Luwu pun merasa lega karena
memperoleh pembantu yang dijamin kesetiaannya terhadap proklamasi
kemerdekaan Republik Indonesia. Beberapa hari kemudian setelah
terjadinya penyerbuan pemuda dan rakyat Indonesia di Palopo untuk
merebut senjata/kekuasaan dari tangan tentara Jepang, Sukarno Muda
menjelma menjadi Pemuda Nasional Indonesia (PNI) di bawah pinpinan
Andi Muhammad Kasim sejak tanggal 17 September 1945, dan
490