Page 497 - BUKU SEJARAH BERITA PROKLAMASI
P. 497

Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia


                informasi  di  antara  raja-raja  di  Sulawesi  untuk  mendukung  dan
                mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.
                        Pada  masa  revolusi  fisik,  Andi  Djemma  begitu  besar  perannya
                dalam     perjuangan    mempertahankan     kemerdekaan.     Ia   rela
                meninggalkan istananya di Palopo sejak tanggal 24 Januari 1946, demi
                memimpin  perlawanan  terhadap  Belanda  dalam  rangka  tegaknya
                Republik  Indonesia,  dan  memilih  hutan  belantara  dan  benteng  alam
                batu Putih sebagai pusat pemerintahan Republik Indonesia di Luwu.
                                                                                30
                       Di Wilayah Sulawesi Tengah, tempat yang pertama mendengar
                berita  Proklamasi  Kemerdekaan  17  Agustus1945  adalah  Poso,  karena
                pada  17  Agustus1945  sore  Abdul  Latief  Mangitung  dan  I  Latanco
                Talamoa  serta  Yusuf  Manoarfa  mendengarnya  dari  seorang  Tentara
                Jepang.  Abdul  Latief  Mangitung  salah  seorang  tokoh  dari  Gerakan
                Merah Putih 1942 di Poso, selanjutnya mengambil inisiatif mengaktifkan
                kembali pasukan Gerakan Merah Putih 1942 dengan membentuk Laskar
                Tanjumbulu. Begitu mendengar berita proklamasi dari seorang tentara
                Jepang yang disertai 2 orang anggota Heiho, Abdul Latif mengundang
                kedua  orang  anggota  Heiho  tersebut  untuk  menghadiri  pertemuan
                pada  malamnya  jam  19.00,  di  mana  turut  pula  hadir  tokoh-tokoh
                Gerakan  Merah  Putih  Poso  tahun  1942.  Hasil  pertemuan  itu  adalah
                terbentuknya  organisasi  Laskar  Tanjumbulu  dengan  Abdul  Latief
                                              31
                Mangitung sebagai Komandan.
                        Sebagai  Markas  Induk  Pasukan  diputuskan  Kampung  Malei.
                Pada tanggal 18 Agustus1945 Saleh Topetau dan Jafar datang melapor
                pada komandan lasykar bahwa mereka telah berhasil menyembunyikan
                5 pucuk senjata karabin Jepang dan beberapa granat tangan. Senjata
                itu  ditanam  di  Kuburan  Cina  dan  dijaga  oleh  Maleda  seorang  Suku
                Mandar.

                      Berita Proklamasi Kemerdekaan juga dikumandangkan oleh Kurir-
                kurir  yang  diutus  Gubernur  Dr.  G.S.S.J.  Ratulangi.  Misalnya,  sekitar
                bulan  September  1945  dia  telah  mengirimkan  utusan  ke  beberapa
                daerah termasuk ke Sulawesi Tengah untuk menyampaikan instruksi dan
                pedoman perjuangan mempertahankan kemerdekaan RI. Melalui Palopo
                dikirim  utusan  ke  Poso  terdiri  atas  Landau,  kemudian  menyusul
                Sulaeman  Umar.  Dari  Manado  datang  kurir  Ali  Lemato  dan  dari
                Gorontalo A. Tumu. Selanjutnya, berita proklamasi ke Daerah Sulawesi
                Tengah juga disampaikan oleh A.N. Hadjarati dan Hamzah Ilahude dari




                                                                                 485
   492   493   494   495   496   497   498   499   500   501   502