Page 495 - BUKU SEJARAH BERITA PROKLAMASI
P. 495
Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
berbagai hal yang berhubungan dengan kemerdekaan dari kota
pelabuhan itu ke Enrekang. Para pelopor yang dikenal di Enrekang
adalah Rahman Kulau, Abubakar Lambogo, dan Umar Hafsah. pada
November 1945 di Enrekang dilakukan penerangan dan usaha
mengembangkan potensi para pemuda. Karena itu, ketika diadakan
pembentukan wadah perjuangan melawan musuh kemerdekaan,
penduduk Enrekang mendukung sepenuhnya.
Di Daerah Mandar yang berpusat di Balanipa, para pendukung
kemerdekaan berasal dari badan organisasi pada masa Jepang, yakni API
(Angkatan Pemuda Islam) pada awal kemerdekaan, pimpinan API
mengubah nama organisasi menjadi KRIS MUDA (Kebaktian Rahasia
Islam Muda). Nama yang baru itu mempunyai kaitan dengan tampilnya
Ibu Depu yang oleh masyarakat Mandar menyebutnya Ibu Agung
Meradia Towaine. Hj. Andi Depu menggerakan para pemuda, dan
sejumlah bangsawan menyambut dan mendukung proklamasi
kemerdekaan. Pada akhir kekuasaan Jepang, pada tahun 1944, Ibu
Depu tampil memimpin pengibaran bendera merah putih di
Campalagian, dihadiri oleh ribuan pemuda dan rakyat, karena itu
setelah kemerdekaan diproklamirkan Rakyat Mandar segera bangkit dan
mendukung.
Sementara di Majene, sekitar 10 km sebelah utara Balanipa,
H.M. Syarif mempelopori dukungan terhadap proklamasi kemerdekaan.
Pada awal proklamasi itu Rakyat Mandar bangkit membela
kemerdekaan dan kedaulatan RI. Penyebaran berita Proklamasi di Luwu
diawali dengan adanya pamflet yang dijatuhkan Tentara Sekutu dari
udara. Selanjutnya dibuat pula pamflet berisi kemerdekan pada subuh
pagi tanggal 18 Agustus1945 yang dibuat para kelompok Sakata, di
mana Andi Achmad ikut serta. Semula pampflet itu menimbulkan tanda
tanya penduduk, akan tetapi, setelah menjadi bahan pidato di mesjid-
mesjid dalam suasana bulan Ramadhan 1867 H, akhirnya penduduk
menjadi yakin dan menyambut dengan gembira. Pada malamnya, tujuh
Petaka Masyarakat yang republiken mengadakan rapat rahasia. Andi
Achmad termasuk pula dalam kelompok itu, bersama kakaknya Andi
Makkulawu, sebagian dari mereka merupakan juru pidato kawakan
pada waktu itu, seperti Martin Guli, Yusuf Arief, dan Haji Kadir Daud.
Andi Makkulawu, Andi Achmad, Andi Tenriajeng, dan Mungkasa,
meskipun jarang berpidato, tetapi menjadi sumber berita adanya
kemerdekaan RI. Dalam tempo dua hari saja, penduduk Kota Palopo
483