Page 500 - BUKU SEJARAH BERITA PROKLAMASI
P. 500

Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia


                      Dari Donggala Abd. Gani (Isa Piola) terus ke Palu dan bertempat di
                rumah  Lolon  Tamene  Lamakarate  di  Biromaru  diadakan  pertemuan
                untuk membicarakan instruksi-istruksi Gubernur untuk dilaksanakan. Di
                wilayah  Palu  dan  sekitarnya  dibebankan  kepada  Lolon  Tamene
                Lamakarate  untuk  melaksanakannya.  Hasilnya,  terbentuk  laskar-laskar
                Merah  Putih  di  wilayah  kerajaan,  yakni  Sigi  Dolo,  Palu,  dan  Tawaeli
                dipimpin oleh Dr. Pawindu, Moh. Djarudin Abdullah, Thalib Lasinala dan
                Daeng Pawata Lahusaeni. Pimpinan Pemuda Laskar Merah Putih untuk
                Sigi  dan  Palu  dipimpin  oleh  Lolon  Tamene  Lamakarate,  Wilayah  Dolo
                dipimpin  oleh  Daeng  Mangera  Gagaramusu  dan  Wilayah  Tawaeli
                                                                    34
                dipimpin oleh D. M. Lamakampali dan Dj. Jotolembah.
                      Di Sidera, sekitar 15 km dari Palu, para pemimpin Laskar Merah
                Putih  mengadakan  pertemuan  di  rumah  Djaruddin  Abdullah  untuk
                mengutus  Lolon    Tamene    dan  Daeng  Mangera  Gagaramusu  ke
                Makassar  melaporkan  situasi  perkembangan  terakhir  pada  Gubernur
                Ratulangi  dan  harus  pulang  cepat  membawa  instruksi-instruksi  baru.
                Saat  pertemuan  berlangsung,  tiba-tiba  rumah  tempat  petemuan
                dikepung tentara NICA dipimpin oleh Komandan Qune Indo. Dokumen-
                dokumen  penting  dirampas,  rapat  dibubarkan  dan  Lolon  Tamene
                Lamakarate  ditangkap  kemudian  dibawa  ke  Palu,  tetapi  keesokan
                harinya  dibebaskan  kembali  atas  tanggungan  iparnya  Tjatjo  Idjazah
                yang waktu itu menjadi Raja di Palu.
                        Meskipun  terjadi  penangkapan  atas  anggota  gerakan  merah
                putih,  tetapi  tokoh-tokoh  lainnya  yang  masih  bebas,  dan  mereka
                kemudian  membentuk  organisasi  kelaksaran  bernama  Lasykar  Pemuda
                Indonesia  Merdeka  (PIM)  pada  November  1945.  Kemudian  tiba  pula
                utusan dari Sulawesi Selatan bernama Abdul Gani  (nama samaran Piola
                Isa) dengan menumpang perahu membawa surat-suat dokumen untuk
                perjuangan  di  Donggala  dan  Palu.  Awal  tahun  1946  Umar  Papeo
                ditangkap  dan  pertengahan  tahun  1946  menyusul  penangkapan  atas
                diri A. T. Nurdin, dan ditahan pada Tangsi Besusu Palu selama sebulan.
                Menyusul penangkapan atas diri Piola Isa, Filips Ranti, dan Umar, akibat
                bocornya rahasia rencana penyerbuan pada tangsi di Kota Palu.

                        Pembakaran gudang Yayasan Kopra Fonds Donggala di Tanjung
                Batu oleh Ladising dan kawan-kawan yang mengakibatkan ribuan ton
                kopra habis terbakar. Pemuda Gerakan Merah Putih membentuk suatu
                perkumpulan seni drama yang bernama Sandiwara Pemuda Kita (SPK).




                488
   495   496   497   498   499   500   501   502   503   504   505