Page 496 - BUKU SEJARAH BERITA PROKLAMASI
P. 496
Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
telah mengetahui adanya kemerdekaan dan menyambutnya dengan
amat gembira.
Organisasi Sukarno Muda yang dibentuk ketujuh tokoh dibawah
pimpinan Andi Makkulau melakukan jalinan gerakan semi rahasia.
Pengatur strategi ialah M. Yusuf Arief, bekas guru yang telah menjadi
wartawan Pewarta Selebes. Ia meniru gerakan pemuda Hitler di Jerman,
dengan sistem informasi 1.7, artinya seorang anggota hanya boleh
menghubungi 7 orang lainnya. Dan hasilnya memuaskan, karena dalam
waktu yang amat singkat, seluruh Luwu telah berada dalam suasana
kemerdekaan. Kaum pergerakan dan muhammadiyah, di tambah para
bekas Heiho dan Seinendan, menjadi inti pendukung kemerdekaan.
Kemudian, pemuda anak bangsawan republiken kelompok Datu Luwu
Andi Jemma menambah dukungan proklamasi. Pada tanggal 19
Agustus 1945, berita demokrasi kemerdekaan diumumkan di lapangan.
Ditambahkan, bahwa umat Islam yang menjadi Juru Pidato menambah
bumbu dengan membakar emosi kegamaan, agar mereka rela
berkorban apa saja, termasuk jiwa dalam mempertahankan
kemerdekaan. Wakil Datu Luwu dalam sambutan hari lebaran di Palopo
menyampaikan pernyataan Pemerintah dan Rakyat Luwu, bahwa daerah
ini menjadi wilayah RI. Karena itu, semua pegawai dan aparatnya juga
pegawai dan aparat pemerintah RI. Kerajaan Luwu saat itu meliputi
Luwu sekarang, Tanah Toraja dan Kabupaten Kolaka. Daerah Poso
masih menjalin tali hubungan kuat dengan Luwu, berhubungan dengan
latar belakang sejarah.
29
Hubungan dengan Bone semakin erat, karena Puteri Andi
Mappanyukki yang bernama Andi Tenripadang menjadi permaisuri Datu
Luwu Andi Jemma. Perkawinan dilangsungkan pada awal Agustus1945.
Dengan demikian informasi yang ada di Luwu cepat diketahui di Bone,
demikian pula sebaliknya. Susunan pemangku pemerintah Kerajaan
Luwu disesuaikan dengan suasana kemerdekaan. Para pejabat yang
tidak medukung proklamsi/kurang sepaham diganti atau
mengundurkan diri, sehingga Adat Luwu yang baru tersusun menjadi
barisan pendukung Kemerdekaan RI. Sebelum Sekutu datang di Palopo
pada Oktober 1945, dua kali dikirim utusan ke Watampone Bone untuk
menyampaikan sikap dan pandang Datu Luwu kepada Raja Bone, yang
pada akhirnya disepakati untuk memperkuat dukungan kemerdekaan
dengan mengadakan Konperensi Raja-raja di Watampone pada Oktober
1945. Hasil konperensi ini memperkuat jalinan kerja sama dan arus
484