Page 494 - BUKU SEJARAH BERITA PROKLAMASI
P. 494
Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Dukungan kuat yang diberikan Andi Abd. Muis dan pemuka
agama di Tanete menyebabkan semua penduduk turut serta. Mereka
bangkit menyatakan tekad untuk mempertahankan kemerdekaan pada
tanggal 15 September 1945 di Kampung Peppae, Padaelo, di Kompleks
Galangan Kapal milik Japri. Rapat umum diadakan, yang dihadiri sekitar
500 orang, serta lima tokoh masyarakat Ternate, yakni Haji Sulaiman,
Muhamad Amin, Ambona Ilili, H. M. Jaharuddin, dan Abd. Gazali. Para
pemuda pengawal dipimpin oleh Abd. Karing yang pada saat itu juga
meresmikan berdirinya wadah Satuan Pemuda Tanete.
Di Sidenreng-Rappang, ide kemerdekaan dimotori oleh PSII,
karena sejak tahun 1928 di Tetaji Tellu Limpoe Daerah Sidenreng
didirikan PSII. Tidak lama setelah berdiri, pimpinan pusat PSII Haji Umar
Said Cokroaminoto berkunjung ke Sidenreng, langsung ke Tetaji. Raja
Sidenreng ketika itu, Andi Sulolipu, sempat berbincang-bincang dengan
Cokroaminoto tentang perjuangan menuju kemerdekaan. Dukungan
raja dan penerangan oleh para guru lembaga pendidikan Nasrul Hak di
Amparita, seperti Usman Isa, membuat dukungan terhadap proklamasi
dengan mudah diperoleh dari rakyat. Demikian pula adanya PNI
Tajuddin Noer yang didirikan Andi Sulolipu di Parita, turut
memperkokoh semangat kemerdekaan. Massa rakyat mempertahankan
kemerdekaan, yang diketahui dari pemuda Pare-pare. Haluan lunak
pada diri Dr.Ratulangi dan Tajudin Neor dianut pula oleh Andi Sulolipu.
Andi Abdullah Bau Massepe, sebagai Raja atau Datu Suppa,
dengan segera menyatakan bahwa Sappu adalah wilayah RI. Orang
yang tidak setuju dengan pernyataan Datu itu dilarang tinggal di Suppa.
Pelaksanaan gerakan kemerdekaan di Suppa digerakan oleh Andi Selle,
dibantu Andi Baso Daeng Ngerang dan Usman. Di daerah Sawitto atau
Pinrang, para pendukung kemerdekaan dipelopori oleh Andi Saping.
Sebagaimana halnya dengan Suppa, hubungan dengan Kota Pare-pare
cukup intensif, sehingga setiap perubahan yang terjadi di Pare-pare
dengan cepat tiba di Pinrang, karena hanya berjarak 30 KM sebelah
utara Kota Pare-pare. Kaum pergerakan dari PSSI di Pinrang menjadi
pendukung utama proklamasi kemerdekaan.
Berita proklamasi kemerdekaan di Deerah Enrekang didukung
oleh unsur-unsur bekas Heiho, Boei Teinsin Tai, Seinendan, dan dari
badan pandu, yaitu SIAP dan Hizbul Wathan. Hubungan dengan Kota
Pare-pare dan Rappang yang cukup lancar mempercepat berita-berita
482