Page 498 - BUKU SEJARAH BERITA PROKLAMASI
P. 498

Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia


                Makassar  yang  membawa  amanat  dari  Gubernur  dan  mereka  berhasil
                mengadakan  pertemuan  dengan  tokoh-tokoh  terkemuka  di  Poso.
                Amanat  Gubernur  Sulawesi  dan  penjelasan  mengenai  Proklamasi  17
                Agustus1945  yang  dikemukakan  dihadapan  para  undangan  berhasil
                membentuk  Dewan  Nasional  dengan  Kepala  Pemerintahannya
                Wangkalembah  Talasa  dan  undangan  lainnya  sebagai  pembantu.  Di
                samping  itu,  dibentuk  juga  Dewan  Pertahanan  Nasional,  kesatuan
                pertahanan  dengan  intinya  dari  pemuda-pemuda  bekas  Heiho  yang
                dipersenjatai tombak, keris dan senjata hasil rampasan dari Jepang.

                        Sebelum  tentara  NICA  datang,  telah  tiba  di  Buol  Mohammad
                Mahmud  dan  Ahmad  Mahmud  yang  diutus  oleh  Nani  Wartabone,
                pimpinan  Pemerintahan  Nasional  Gorontalo  yang  membawa  sehelai
                bendera  Merah  Putih  untuk  dikibarkan  di  Buol.  Kedua  orang  tersebut
                datang  di  Leok  pada  pertengahan  Oktober  1945  dan  langsung
                menaikkan bendera Merah Putih di Leok yang sempat berkibar selama 3
                minggu.  Kemudian  tentara  NICA  pimpinan  Sersan  Lumoa  datang  dan
                menurunkan  bendera  merah  putih,  dan  menggantikannya  dengan
                bendera merah putih biru.
                        Pada  tanggal  20  Agustus1945  Abdul  Latif  Mangitung  mulai
                keluar dari Poso untuk menghubungi bekas-bekas pejuang 1942 lainnya
                guna menggalakkan kembali Pasukan Gerakan Merah Putih 1942 sambil
                menyampaikan  berita    tentang  Proklamasi  Kemerdekaan  17
                Agustus1945. Daerah-daerah yang dikunjunginya adalah: Pusat Markas
                Induk di Kampung Malei (dia menghubungi Mohammad Amin Dahlan),
                Pusat  Gerakan  Merah Putih  1942  Ampana-Tojo(R.G.  Datupamusu dan
                M. Sunusi Patimbang), Wilayah Kecamatan Bunta (Haji Sunusi Mangaco,
                Baba Hamzah dan Lamusa), dan Wilayah Kecamatan  Pagimana-Luwuk
                                              32
                (A.R. Lanasir dan Laicu Lanasir).
                      Ia meneruskan perjalanan ke Tojo-Ampana, Pagimana, Bunta dan
                Palu untuk menghubungi tokoh-tokoh pejuang di tempat tersebut agar
                membentuk pula barisan lasyar mempertahankan kemerdekaan apabila
                Sekutu  datang,  yang  berarti  Belanda  akan  kembali  menjajah  sebab
                Belanda berada dalam koalisi Sekutu.

                      Wilayah Donggala dan Palu diutus Abd. Gani dan kawan-kawan
                untuk  membawa  saran-saran  tertulis  dari  Gubernur  Sulawesi  untuk
                dijadikan  pedoman  dalam  gerakan  perjuangan  mempertahankan
                kemerdekaan  RI.  Pertemuan  diadakan  di  bekas  Kantor  Kenkanrikan



                486
   493   494   495   496   497   498   499   500   501   502   503