Page 506 - BUKU SEJARAH BERITA PROKLAMASI
P. 506

Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia


                Mattiro. Hal ini disebabkan karena Makmun Dg Mattiro sebagai seorang
                Pamongpraja  terlalu  berhati  hati  dan  ragu-ragu  menghadapi  keadaan
                pada saat itu. Sesudah datangnya NICA, Makmun Dg. Mattiro bekerja
                pada Belanda. Masih di Wawotobi, setelah pengibaran bendera Merah
                Putih  berhasil  pula  dibentuk  Sinar  Pemuda  Konawe  dengan  pimpman
                                                                                41
                Saido Johan Syah, M. Jamil Muchsin, Assadiq Mekoa, dan Hamzah.
                        Nuhung  Silondae,  Mokole  (Kepala  Distrik)  Andoolo  (Kendari
                Selatan) bersatu dengan para pemuda yang tergabung dalam Pemuda
                Rakyat  Kendari  dan  mendapat  dukungan  dari  rakyat  Andoolo  dengan
                tegas  menyatakan  Andoolo  sebagai  wilayah  RI.  Pada  waktu  tentara
                Australia/NICA  mendarat  di  Kendari  dan  diterima  oleh  Raja  Laiwoi
                (Tekaka), maka Nuhung Silondae mengirim utusan ke Kolaka di bawah
                pimpinan M.Ali Silondae dan menyatakan bahwa Andoolo ikut Kolaka
                sebagai wilayah Rl. Oleh Pemerintah RI di Kolaka pernyataan Andoolo
                itu  diterima  dengan  baik.  Setelah  utusan  tiba  kembali,  maka  secara
                resmi diumumkan di depan umum bahwa Andoolo adalah bagian dari
                RI  dan  bergabung  dengan  Kolaka.  Rapat  umum  itu  diakhiri  dengan
                penaikan  bendera  Merah  Putih  akhir  Nopember  1945.  Pemimpin-
                pemimpin  perjuangan  kemerdekaan  di  Andoolo  adalah:  (1)  Nuhung
                Silondae, (2) Ali Silondae, (3) Abdullah Silondae, (4) Jacob Silondae, (5)
                Aburaera  Silondae,  (6)  A.  Parenrengi,  (7)  Saiman,  dan  (8)  Saradia  (V.
                Bolo).
                        Pada  awal  bulan  Desember  1945  delegasi  rakyat  Distrik
                Buapinang  (Bunken  Buton)  yang  terletak  di  sebelah  selatan  wilayah
                Kolaka  mengirim  pula  utusean  ke  Kolaka  dan  menyatakan  Bupinangi
                sebagai  wilayah  RI.  Pimpinan  delegasi  adalah:  Mappeare  Daeng
                Mananrang,    Abd.  Fattah,    Daeng  Makkita,  dan  Pabottinggi  Daeng
                       42
                Maroa.
                        Di Muna para pemuda yang dipimpin oleh M. Idrus Efendi tidak
                dapat  meyakinkan  Raja  Muna  La  Ode  Ipa  untuk  segera  secara  resmi
                menyatakan  Muna  sebagai  bagian  dari  wilayah  RI  dan  mengibarkan
                bendera  merah  putih.  Maka,  pengibaran  merah  putih  di  wilayah
                Kerajaan  Muna  dilaksanakan  di  Labalano  diluar  ibu  kota  yang  dimpin
                oleh M. Idrus Efendi. Pelayar-pelayar Buton yang berasal dari Wakatobi
                yang baru pulang dari Jawa dan Sumatra membawa berita proklamasi
                dan berhasil mengibarkan bendera marah putih untuk pertama kalinya
                pada tanggal 15 Desember 1945.




                494
   501   502   503   504   505   506   507   508   509   510   511