Page 26 - E-MODUL TITRASI ASAM BASA
P. 26
NaOH(aq) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O(l)
atau dalam bentuk persamaan ionik bersih
-
+
H (aq) + OH (aq) → H2O(l) B
Misalkan kita masukkan larutan NaOH 0,100 M (dari sebuah buret) ke
dalam labu erlenmayer yang mengandung 25,0 mL HCl ),100 M.
Untuk mudahnya, kita hanya akan menggunakan tiga angka signifikan
untuk volume dan konsentrasi serta dua angka signifikan untuk pH. Garmbar 4
menunjukkan kurva titrasi. Sebelum penambahan NaOH, pH asam adalah –log
(0,100), atau 1,00. Ketika NaOH ditambahkan, pH larutan mula-mula meningkat
perlahan. Mendekati titik ekuivalen, pH mulai meningkat tajam, dan pada titik
ekuivalen (artinya, titik saat sejumlah sekuimolar dari asam dan basa telah
bereaksi) kurva meningkat hamper vertical. Dalam titrasi asam kuat-basa kuat,
baik konsentrasi ion hydrogen maupun ion hidroksida sangat sedikit pada titik
ekuiveln (sekitar 1 x 10-7 M; akibatnya, penambahan setetes basa saja dapat
menyebabkan peningkatan tajam dalam [OH-] dan pH larutan. Sesudah titik
ekuivalen, pH meningkat lagi perlahan-lahan dengan penambahan NaOH.
Kita dapat menghitung pH larutan pada setiap tahap titrasi. Berikut adalah
tiga contoh perhitungan
1. Sesudah penambahan 10,0 mL NaOH 0,100 M pada 25,0 mL HCl 0,100 M
Volume total larutan menjadi 35,0 mL. jumlah mol NaOH dalam 10,0 mL ialah
0,100 1
-3
100 = 1,00 10 mol
1 1000
Jumlah mol HCl yang semula ada dalam 25,0 mL larutan ialah
0,100 1000
-3
25,0 mL = 2,50 10 mol
1 1
-3
Jadi, jumlah HCl yang tersisa sesudah penetralan parsial ialah (2,50 x 10 ) – (1,00 x
+
-3
10 ) mol. Kemudian, konsentrasi ion H dalam 35,0 mL larutan dapat dihitung
sebagai berikut:
22
E MODUL TITRASI ASAM BASA
SMA/MK KELAS XI