Page 192 - Ebook_Atlas Gubernur-
P. 192
Wawancara dengan Keluarga
Gubernur Pertama di Indonesia
Wawancara dengan Henriete
Josefine Mans (Anak Ke-1 Gubernur
Johannes Latuharhary)
Bagaimana keluarga melihat sosok Johannes Latuharhary?
“Saya mengenangnya sebagai seorang ayah yang sangat penyayang. Walau saat-saat zaman perjuangan
dulu, kondisi kami serba prihatin, dia tetap selalu berupaya untuk yang terbaik buat istri dan tujuh
anaknya. Sebenarnya. ayah saya harus berbagi perhatian mengingat saat kami di Jakarta dan Yogya,
ayah saya dianggap sebagai pemimpin orang-orang Ambon (Maluku) yang ada di Jawa. Jadi, kalau ada
apa-apa terkait orang Maluku, ayah sayalah yang dicari. Berbeda dengan kebanyakan orang Maluku
yang selalu berperangai menyala-nyala, dia itu orangnya justru sangat tenang sekali. Yang paling saya
kenang, dia itu selalu siap sedia menolong orang yang sedang susah.”
Ayah Anda pernah marah?
“Dia tidak pernah sedikit pun membentak kami. Justru karena itu kami menjadi sangat segan dan hormat
kepadanya. Bilamana salah seorang dari kami dipanggil, kami kerap gemetar. Padahal, dia sama sekali
tidak pernah marah, apalagi memukul.”
Ada nasihat khusus yang selalu diingat oleh anak-anaknya?
“Harus selalu rajin belajar dan kalau berteman, tidak boleh memilah-milah suku atau agama. Dia pun
tidak menyukai kita (jika) hanya bergaul dengan orang kaya atau bangsawan. Dengan siapa pun harus
bergaul, katanya. Oh ya, dia juga selalu bilang jangan terlalu memanjakan keinginan kepada sesuatu.
Kalau tidak bisa memiliki, ya sudah.”
Pak Latuharhary pernah dikecam oleh sebagian orang Maluku pada saat beliau datang ke Maluku.
Mengapa?
“Ya pernah. Suatu hari pada tahun 1950-an, ayah saya pernah dituduh sebagai seorang koruptor. Ya
Allah, kami betul-betul sedih mendengar fitnah sebagian kecil orang di Ambon itu. Bagaimana bisa dia
korup, sedangkan dia mengajarkan kepada kami untuk merasa bersyukur dengan apa yang kami punya
dan jangan menginginkan barang yang sudah menjadi hak orang lain. Sebetulnya, fitnah itu datangnya
dari seorang tentara bernama Manggus. Kabarnya, dia menginkan saya untuk jadi istrinya, tapi saya
tidak mau. Nah, sejak itulah dia terus menebar kebencian kepada keluarga kami. Salah satunya dia
bilang, Latuharhary itu koruptor besar. Saya betul-betul sedih jika ingat soal itu.”
Oh ya, Pak Latuharhary hobinya apa?
“Dia hanya main tenis aja.”
178 ATLAS SEJARAH INDONESIA: GUBERNUR PERTAMA DI INDONESIA