Page 193 - Ebook_Atlas Gubernur-
P. 193
Apa harapan Pak Latuharhary kepada Indonesia?
“Dia sangat mengidamkan persatuan. Dia tidak suka kita tercerai berai hanya karena beda suku dan
agama.”
Sebagai anaknya, anda pasti mengetahui prinsip ayah anda?
“Saya ingat sekali dia selalu dekat dengan Al-Kitab. Buku kecil itu selalu dia bawa ke mana-mana. Dia
percaya, kehendak Tuhan selalu ada di mana-mana.”
Bagaimana keluarga melihat kiprah perjuangan Pak Latuharhary?
“Ketika Ambon hancur lebur karena perang, sebagai gubernur dia mencoba meyakinkan kembali
rakyatnya untuk kembali pada kasih sayang dan persatuan. Awalnya, banyak yang mencela, tapi lama-
lama orang melihat kesungguhannya dan percaya kembali untuk bergabung dengan Republik Indonesia.”
Sebagai anak pertama, ada kenangan berkesan terhadap ayah anda ?
“Dia sangat senang saat saya menikah di Ambon. Saat itu banyak saudara-saudara dari kalangan
Islam maupun Kristen, datang membantu kami. Sangat spontan tapi itulah tradisi asli kami. Ayah saya
sangat senang dengan situasi itu dan menaruh rasa hormat kepada mereka yang selalu mengupayakan
kerukunan.”
Bisa cerita bagaimana pengalaman saat ayah Anda harus berjuang di Jakarta dan Yogyakarta pada 1945—
1949?
“Suatu hari pada 1946 kami harus pindah dari Jakarta ke Yogyakarta. Pemindahan itu harus berlangsung
diam-diam karena menghindar dari pengawasan tentara Belanda. Bung Karno juga termasuk yang harus
hijrah ke Yogya saat itu. Saya ingat ketika di kereta api menuju Yogyakarta, adik-adik saya lapar dan
merengek, mulut mereka langsung ditutup supaya tidak ketahuan sama orang-orang Ambon pro Belanda
yang menjaga perlintasan kereta api. Rasanya lama sekali perjalanan itu. Sampai akhirnya kami tiba di
Yogyakarta.”
ATLAS SEJARAH INDONESIA: GUBERNUR PERTAMA DI INDONESIA 179