Page 154 - Ebook_Toponim Jogja-
P. 154

136         Toponim Kota Yogyakarta












                             unsur utama dalam pola tata kota kasultanan, yaitu unsur politik yang direpresentasikan
                             oleh keraton dan kepatihan, unsur agama  yang direperesentasikan oleh Masjid
                             Gedhe, unsur sosial yang direpresentasikan oleh alun-alun, dan unsur ekonomi yang
                             direpresentasikan oleh Pasar Beringharjo. Masjid Gedhe dibangun pada 29 Mei 1773
                             M atau 6 Rabiul Akhir 1188 H oleh Sultan Hamengku Buwana I dengan diarsiteki oleh
                             Kangjeng Tumenggung Wiryokusumo. Sebagai penghulunya yang pertama diangkatlah
                             Kyai Faqih Ibrahim Diponingrat. Masjid Gedhe Keraton sebagai Masjid Jami kerajaan
                             mempunyai  fungsi sebagai tempat beribadah, tempat upacara-upacara  keagamaan,
                             pusat syiar agama, dan tempat penegak tata hukum keagamaan (Priyono, 2015: 113).
                             Tugas untuk mengelola masjid dan memimpin upacara keagamaan diserahkan kepada
                             abdi dalem Pengulon yang diberi tanah-tanah (tanah perdikan) oleh Sri Sultan sebagai
                             tempat tinggal di sisi barat (kulon) Masjid Gedhe. Abdi dalem Pengulon ini terdiri dari
                             para tokoh ulama yang taat dalam beragama Islam. Wilayah tempat kediaman para
                             abdi dalem Pengulon atau Kaum Rois ini kemudian berkembang menjadi Kampung
                             Kauman.                                                                    1998, hlm. 118.





























                  Masjid Gedhe                                                                            Solo Beeld van de Vorstensteden, Purmerend: Asia Maior,   Sumber Bruggen, van M.P., Wassing, R.S., dkk., Djokja en
               Yogyakarta, sekitar
                    tahun 1910.
   149   150   151   152   153   154   155   156   157   158   159