Page 82 - PENGOLAHAN MAKANAN ORIENTAL
P. 82
dengan mencelup makanan dengan adonan tepung diperkenalkan oleh misionaris Katolik dari Portugis
pada abad ke-16. Ada pendapat yang mengatakan kata "Tempura" berasal dari tradisi misionaris
Portugis memakan makanan laut pada masa Pra-Paskah yang dalam bahasa Latin disebut ad tempora
cuaresmae. Penjelasan lain mengatakan kata "Tempura" berasal dari bahasa Portugis temporas (masa
suci), tempero (bumbu dapur), templo (kuil) atau tempora yang berasal dari bahasa Spanyol atau bahasa
Italia.
Gambar 2.49 Tempura
(Sumber: Winata, 2009:26)
Pada zaman Edo, tempura merupakan makanan rakyat yang dijual di kaki lima
dengan harga terjangkau. Tempura yang digoreng dengan minyak goreng yang
harganya mahal seperti minyak wijen dan minyak biji kapas kemudian menjadi menu
yang disajikan restoran mahal di Tokyo dan Kyoto. Pada awalnya, tempura adalah
sebutan untuk masakan daerah Kyushu dan Okinawa yang digoreng dengan minyak
goreng yang didatangkan dari luar Jepang. Sejak zaman dulu sebenarnya di Jepang
sudah dikenal gorengan dari adonan ikan yang dilumatkan bercampur tepung yang
disebut Satsuma-age. Tempura berupa gorengan makanan laut dan sayur-sayuran
seperti yang dikenal sekarang ini baru dimulai sejak zaman Edo. Tempura yang hanya
terdiri dari sayur-sayuran disebut Shojin-age. Pada zaman Edo dikenal 2 jenis tempura
berdasarkan bagian telur yang dipakai untuk adonan tepung, yaitu Kinpura (kuning
telur saja) dan Ginpura (putih telur saja). Sebagian kecil penjual tempura yang kuat
memegang tradisi masih mempertahankan kedua jenis tempura ini. Masakan Tionghoa
juga mengenal sejenis tempura yang ditulis menggunakan aksara Tionghoa di depan
nama bahan makanan, misalnya 軟炸蝦仁 untuk tempura udang.
Pengolahan Makanan Oriental (China, Jepang, dan Korea)
73