Page 67 - AKIDAH DAN ILMU KALAM E-BOOK
P. 67

lagi  seperti  wayang  yang  gerakannya  bergantung  pada  dalang,

                                       sebab  tenaga  yang  diciptakan  Tuhan  dalam  diri  manusia
                                       mempunyai efek untuk mewujudkan perbuatan-perbuatannya.

                                    b.  Tuhan  tidak  dapat  dilihat  di  akhirat.  Akan  tetapi,  An-Najjar
                                       menyatakan bahwa Tuhan dapat saja memindahkan potensi hati

                                       (ma‟rifat) pada mata sehingga manusia dapat melihat Tuhan.


                                   2) Adh-Dhirar

                                             Nama  lengkapnya  adalah  Dhirar  bin  Amr.  Pendapatnya
                                     tentang  perbuatan  manusia  sama  dengan  Husein  An-Najjr,  yakni

                                     bahwa manusia tidak hanya merupakan wayang yang digerakkan

                                     dalang.  Manusia  mempunyai  bagian  dalam  perwujudan
                                     perbuatannya  dan  tidak  semata-mata  dipaksa  dalam  melakukan

                                     perbuatannya.  Secara  tegas,  Dhirar  mengatakan  bahwa  suatu
                                     perbuatan  dapat  ditimbulkan  oleh  dua  pelaku  secara  bersamaan,

                                     artinya  perbuatan  manusia  tidak  hanya  ditimbulkan  oleh  Tuhan,
                                     tetapi juga oleh manusia itu sendiri. Manusia turut berperan dalam

                                     mewujudkan  perbuatan-perbuatannya.  Mengenai  ru‟yat  Tuhan  di

                                     akhirat, Dhirar mengatakan bahwa Tuhan dapat dilihat di akhirat
                                     melalui  indra  keenam.  Ia  juga  berpendapat  bahwa  hujjah  yang

                                     dapat diterima setelah Nabi adalah ijtihad. Hadits ahad tidak dapat
                                     dijadikan sumber dalam menetapkan hukum.







                       C.  Jabariah Ekstrim dan Moderat

                                 Menurut  Al-Syahrastani  (479-5548  H),  aliran  Jabariyah  dapat
                          dikelompokan menjadi 2 bagian, kelompok ekstrem (Jabariyah Al-Khalishah)

                          dan moderat (Jabariyah Al-Mutawasshitah)  . Diantara tokoh-tokoh Jabariyah
                          ekstrem adalah Ja‟ad bin Dirham dan Jahm bin Shofwan, sebagai berikut:


                              a.  Ja‟ad bin Dirham






                                                           59
   62   63   64   65   66   67   68   69   70   71   72