Page 64 - AKIDAH DAN ILMU KALAM E-BOOK
P. 64
Menurut Syahrastani, terdapat tiga golongan dalam Jabariyah, yaitu:
1) Jahmiyah
Jahmiyah adalah sekte para pengikut Jahm bin Sofwan, salah
seotrang yang paling berjasa besar dalam mengembangkan aliran
Jabariyah. Ajaran Jahmiyah yang terpenting adalah al Bari Ta‟ala
(Allah SWT Tuhan Maha Pencipta lagi Maha Tinggi) Allah SWT tidak
boleh disifatkan dengan sifat yang dimiliki makhluk-Nya, seperti sifat
hidup (hay) dan mengetahui („alim), karena penyifatan seperti itu
mengandung pengertian penyerupaan Tuhan dengan makhluk-Nya,
padahal penyerupaan seperti itu tidak mungkin terjadi.
2) Najjariyah
Sekte ini dipimpin oleh Al Husain bin Muhammad an Najjar
(w. 230 H / 845 M). Ajaran yang dikemukakan bahwa Allah memiliki
kehendak terhadap diri-Nya sendiri, sebagaimana Allah mengetahui
diri-Nya. Tuhan menghendaki kebaikan dan kejelekan, sebagaimana ia
menghendaki manfaat dan mudzarat.
3) Dirariyah
Sekte ini dipimpin oleh Dirar bin Amr dan Hafs al Fard. Kedua
pemimpin tersebut sepakat meniadakan sifat – sifat Tuhan dan
keduanya juga berpendirian bahwa Allah SWT itu Maha Mengetahui
dan Maha Kuasa, dalam pengertian bahwa Allah itu tidak jahil (bodoh)
dan tidak pula „ajiz (lemah).
Dari ketiga golongan ini, syahrastani mengklarifikasikan
menjadi dua bagian besar. Pertama, Jabariyah murni yang berpendapat
bahwa baik tindakan maupun kemampuan manusia melakukan seutu
kemauan atau perbuatannya tidak efektif sama sekali. Kedua Jabariyah
moderat yang berpandangan bahwa manusia mempunyai sedikit
kemampuan untuk mewujudkan kehendak dan perbuatannya.
Menurut Asy-Syahratsani, Jabariyah dapat dikelompokkan
menjadi dua bagian, ekstrim dan moderat. Di antara doktrin Jabariyah
ekstrim adalah pendapatnya bahwa segala perbuatan manusia bukan
merupakan perbuatan yang timbul dari kemauannya sendiri., tetapi
perbuatan yang dipaksakan atas dirinya. Misalnya, kalau seseorang
mencuri, perbuatan mencuri itu bukanlah terjadi atas kehendak sendiri,
56