Page 60 - AKIDAH DAN ILMU KALAM E-BOOK
P. 60
pula yang mencuri, bila orang sholat maka Allah SWT pula yang sholat. Jadi
kalau orang berbuat buruk atau jahat lalu dimasukan ke dalam neraka, maka
Tuhan itu tidak adil. Karena apapun yang diperbuat manusia kebaikan atau
keburukan, tidak satupun terlepas dari qodrat dan irodatnya. Sebagian
pengikut Jabariyah beranggapan telah bersatu dengan Tuhan.
Disini menimbulkan paham wihdatul wujud, yaitu manunggaling
kawolo lan gusti, bersatunya hamba dengan Dia. Perbuatan yang dilakukan
manusia baik yang terpuji ataupun yang tercela pada hakijatnya bukanlah hasil
pekerjaannya sendiri melainkan hanyalah termasuk ciptaan Tuhan, yang
dilaksanakannya melalui tangan manusia. Dengan demikian, manusia itu
tiadalah mempunyai perbuatan, dan tidak pula mempunyai kuasa untuk
berbuat sebab itu orang mukmin tidak akan menjadi kafir karena dosa besar
yang dilakukannya, sebab ia melakukannya semata-mata karena terpaksa. Dia
adalah laksana sehelai bulu yang terkatung-katung di udara, bergerak kesana
sini menurut hembusan angin yang menerpanya.
B. Perkembangan dan Tokoh Jabariah
Jaham bin Shofwan berpendapat mengenai firqoh Jabariyah adalah :
Manusia tidak mempunyai qodrat untuk berbuat sesuatu, dan dia tidak
mempunyai “kesanggupan” Dia hanya terpaksa dalam semua perbuatannya.
Dia tidak mempunyai qodrat dan ikhtiar, melainkan Tuhanlah yang
menciptakan perbuatan-perbuatan pada dirinya, seperti ciptaan-ciptaan Tuhan
pada benda-benda mati. Memang perbuatan-perbuatan itu dinisbatkan kepada
orang tersebut, tetapi itu hanyalah nisbah majazi, secara kiasan, sama halnya
kalau kita menisbahkan sesuatu perbuatan kepada benda-benda mati, misalnya
dikatakan “pohon itu berubah” atau “air mengalir”, “batu bergerak”, “matahari
terbit dan tenggelam”, “langit mendung dan menurunkan hujan”, “bumi
bergoncang dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan” dan lain sebagainya.
Pahala dan siksa pun adalah paksaan, sebagaimana halnya dengan perbuatan-
perbuatan”. Jaham berkata : “apabila paksaan itu telah tetap maka taklif adalah
paksaan juga”.
52