Page 59 - AKIDAH DAN ILMU KALAM E-BOOK
P. 59

dan rajin menyiarkan agama. Fatwanya yang menarik adalah bahwa manusia

                          tidak mempunyai daya upaya, tidak ada ikhtiar dan tidak ada kasab. Semua
                          perbuatan  manusia  itu  terpaksa  (majbur)  di  luar  kemauannya,  sebagaimana

                          keadaan bulu ayam terbang kemana arah angin bertiup atau sepotong kayu di
                          tengah lautan mengikuti arah hempasan ombak dan badai. Ringkasnya bahwa

                          orang-orang Jabariyah berpendapat bahwa manusia itu tidak mempunyai daya

                          ikhtiar, merupakan kebalikan dari paham Qodariyah, yang mana semua gerak
                          manusia di paksa adanya kehendak Allah Swt.

                                 Dalam  segi-segi  tertentu,  Jabariyah  dan  Mu‟tazilah  mempunyai
                          kesamaan  pendapat,  misalnya  tentang  sifat  Alllah,  surga  dan  neraka  tidak

                          kekal, Allah SWT. Tidak bisa dilihat di akhirat kelak, Al-Quran itu makhluk

                          dan  lain  sebagainya.  Jaham  bin  Sofwan  mati  terbunuh  oleh  pasukan  Bani
                          Umayyah  pada  131  H.  Jabariyah  berpendapat  bahwa  hanya  Allah  SWT.

                          sajalah  yang  menentukan  dan  mengutuskan  segala  amal  perbuatan  manusia.
                          Semua perbuatan itu sejak semula telah diketahui AllahSWT. Dan semua amal

                          perbuatan  itu  adalah  berlaku  dengan  qodrat  dan  irodat-Nya.  Manusia  tidak
                          mencampurinya  sama  sekali.  Usaha  manusia  sama  sekali  bukan  ditentukan

                          oleh manusia sendiri. Qodrat dan irodat Allah SWT. adalah membekukan dan

                          mencabut kekuasaan manusia sama seklai. Pada hakikatnya segala pekerjaan
                          dan gerak gerik manusia sehari-harinya adalah merupakan paksaan (majbur)

                          semata-mata.  Kebaikan  dan  kejahatan  itu  pun  semata-mata  paksaan  pula,
                          sekalipun nantinya manusia memperoleh balasana surga dan neraka.

                                 Pembalasan  surga  atau  neraka  itu  bukan  sebagai  ganjaran  atas
                          kebaikan  yang  diperbuat  manusia  sewaktu  hidupnya,  dan  balasan  kejahatan

                          yang  dilarangnya,  tetapi  surag  dan  neraka  itu  semata-mata  sebagai  bukti

                          kebesaran Allah SWT dalam qodarat dan irodatnya. Kalau manusia itu tidak
                          diserahi  qodarat  dan  irodat  sendiri  dalam  mewujudkan  usahanya  dan  Allah

                          SWT  saja  yang  menggung  qodart  dan  irodat  yang  menentukan  perbuatan

                          manusia  tersebut,  hal  itu  sulit  di  terima.  Ibaratnya  orang  yang  diikat  lalu
                          dilemparkan  ke  dalam  laut,  seraya  diserukan  kepadanya  :  “jagalah  dirimu,

                          jangan  sampai  tenggelam  ke  dalam  air.”  Akan  tetapi,pahan  Jabariyah  ini
                          melampaui  batas,  sehingga  mengiktikadkan  bahwa  tidak  berdosa  kalau

                          berbuat kejahatan, karena yang berbuat itu pada hakikatnya Allah SWT pula.
                          Kesesatannya,  mereka  berpendapat  bahwa  orang  itu  mencuri,  maka  Tuhan


                                                           51
   54   55   56   57   58   59   60   61   62   63   64